Pantai Trikora Pulau Bintan



INDAHNYA PANTAI TRIKORA SEINDAH SENYUM ISTERIKU DI WAKTU ITU

Pagi itu setelah tiga hari menginap di Golden View Hotel Batam dalam rangka menghantarkan Anak lelakiku mengikuti OSN (oliempiade sains nasional) tingkat nasional di pulau Batam tanpa perencanaan sebelumnya, kami pergi ke Kota Tanjung Pinang di Pulau Bintan. Sebuah kota yang pernah menjadi temapat tinggal isteriku semasa TK sampai SD kelas tiga. Kami melalui penyeberangan di Pulau Batam menuju ke Pulau Bintan. Perjalanan bisa langsung ke Tanjung Pinang dengan menaiki Kapal Ferry sekitar satu jam dengan ongkos Rp. 40.000 atau melalui Tanjung Uban dengan kapal speedboat sekitar 15 menit dengan ongkos Rp. 30.000 dan dilanjutkan dengan perjalanan darat selama kurang lebih 90 menit menuju Tanjung Pinang. 

Kami memilih alternatif kedua dengan perjalanan darat dilanjutkan dengan menyewa rental mobil avanza sebesar Rp.400.000 sudah termasuk ongkos supir dan bensin. Mungkin banyak orang yang belum tahu bahwa perjalanan darat ini melawati sebuah kawasan tertutup yaitu Kawasan Lagoi, sebuah tempat dengan standar transaksi dengan dolar….wow…alias nda ada barang murah, yang lebih wow…menurut sang sopir, disini sedang dibangun sebuah Casino terbesar di Asia dengan landasan helikopternya.

Pantai dan bebatuan Trikora
Barulah setelah melewati kawasan Lagoi sampai di Pantai Trikora, sebuah pantai terindah selain Kawasan Lagoi dan Sakera di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Kawasan Pantai Trikora ini ada empat bagian, masyarakat mengenalnya pantai trikora satu, dua, tiga dan empat. Pantai Trikora tiga adalah pantai yang paling banyak dikunjungi masyarakat yang membawa keluarga dan anak-anak. Pantai Trikora tiga dikenal juga dengan nama “pantai Trikot.” Pantai ini adalah milik atau aset hotel Sampoerna yang berada di Kota Tanjung Pinang.
Pantai Trikora Pulau Bintan dengan pasir putihnya


Pantai Trikora Bintan dengan hamparan pasir putih....







Senyum Kami sekeluarga :
Mas Rafi's, GN, Adek Apta, Isteriku  Intan
Pantai Trikora tiga ini memiliki kawasan yang cukup luas, airnya bersih dan dangkal. Pemandangan di pantai ini sangat menakjubkan ditambah dengan susunan batu-batu yang tak kalah artistiknya.  Di pantai ini anak-anak dan orang dewasa biasa mandi menggunakan pelampung atau ban yang bisa dibawa atau di sewa dikawasan tersebut. Bisa juga melakukan snorkling, alatnya bisa disewa ditempat tersebut.

Fasilitas dikawasan tersebut antara lain pondok-pondok tempat istirahat yang harga sewanya Rp. 30.000,- sepuasnya, Sewa ban rata-rata Rp. 20.000,- sepuasnya, Tempat bilas badan seusai mandi plus WC Rp. 3000,- . Makanan dan minuman yang terdapat disini seperti air kelapa, minuman kaleng, kopi susu, mie rebus, mie goreng, ikan bakar dan lain-lain yang harganya bervariasi misalnya mie rebus rata-rata Rp. 15.000,-/mangkok  tergantung jenis makanan yang dipesan. 
Adek Cantik berada di persewaan Pondok pantai

Kawasan Pantai Trikora Trikot ini berada lebih kurang 60 km dari kota Tanjung Pinang. Untuk menuju ke kawasan ini bisa menggunakan kendaraan pribadi, motor atau travel. Kendaraan Umum tidak ada ke kawasan ini. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan yang sangat rancak, mulai dari kawasan konservasi lamun dan mangrove, resort-resor mewah, kelong dan kapal-kapal para nelayan serta perkampungan nelayan yang rapi dan bersih. Jalan untuk menuju ke Trikora ini beraspal  bagus dan lebar.

Kenikmatan menyantap seafood dan Gonggong
Dari Pantai Trikora kami melanjutkan perjalanan menuju tujuan utama kami kota Tanjung Pinang, tetapi ini perut sudah tidak bisa diajak kerja sama dan kami menyempatkan diri untuk menikmati lezatnya seafood di keloong….ramai tetapi sedikit lebih mahal bila dibandingkan di Pantai Pengandaran. Ada yang khas seafood disini, Gonggong (keong laut berkaki satu)…lezaaaat tetapi bisa membikin kepala pusing. Perjalanan dilanjutkan sambil menikmati pemandangan pantai dan macam jualan otak-otak yang murah dan uenak (Rp.500 sebiji)….beda di pulau jawa mahal, sisi lain juga dengan berjualan tape…..wiiiiihhhh lezaat juga.

Perumahan Nelayan bersama Keloong
(tempat makan seafood)

Akhirnya tujuan utama kami tercapai, Kota Tanjung Pinang, disini isteriku menemukan masa lalunya 30 tahun yang lalu semasa TK dan SD. Setelah puas menikmati masa lalunya ada sepenggal yang tersisa, buah kemunting yang tidak bisa kami temukan. Inilah yang membuat penasaran dan kami ingin kembali menikmati keindahan Pulau Bintan dan berbagai macam keindahan pantai.
Isteriku Menemukan TK dahulu....
SD dimasa kecilll dulu




Kami kembali ke pulau Batam melalui pelabuhan Tanjung Pinang menggunakan kapal ferry selama satu jam. Kapal ini cukup dengan ongkos Rp. 40.000 dan bersih, AC dan kamar mandi juga bersih. Kulihat wajah puas tersungging di isteriku, tetapi kedua anakku terkapar tidur pulas di sisi tempat kosong kapal ferry. Jam 5 sore kami telah sampai kembali di hotel. (Penulis by GN).


Komentar

Anonim mengatakan…
Ditunggu kedatangannya kembali mas dan bu dokter...
Maaf kemaren gak sempat nemanin.... Karena harus tugas ke jakarta.
Masalah kemunting ntar dicari trik kemasan supaya bisa dikirim ke purwokerto supaya gak keras....
Salam buat bu dokter....
Aviator mengatakan…
Jadi kangen SDN 032 dan teman sebangku :)
Igun Winarno mengatakan…
,,,,,,, Asyk