Prinsip Dasar Cairan Tubuh


PRINSIP  DASAR  CAIRAN  TUBUH  

   Penyebaran dan pendistribusian cairan tubuh tergantung dari : intake / asupan, tekanan cairan dan osmolalitas cairan. Pmebagian komparten dari tubuh meliputi :
a.        Intraceluler à cairan berada di dalam sel
b.        Intravasculer à cairan berada di dalam pembuluh darah
c.        Interstitial à cairan berada di antara sel dan pembuluh darah.





Fungsi Cairan Tubuh :
a.  Transportasi nutrisi, elektrolit, dan oksigen ke selEkskresi produk limbah
b.   Pegaturan suhu tubuh
c.   Pelumasan sendi dan selaput
d.   Media  untuk pencernaan makanan

Beberapa pemahaman dalam pengelolaan cairan :
·   Membran permiable : lapisan yang menutupi permukaan atau organ yang memisahkan suatu ruang
·   Permeabilitas : kemampuan suatu zat, molekul, atau ion untuk melewati membrane.
·   Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.
·   Difusi: Gerakan molekul seperti gas dari daerah yang konsentrasi  lebih tinggi ke area konsentrasi rendah,  besar molekul yang lebih kecil bergerak lebih cepat.

Air akan mengalir  melalui mekanisme konsentrasi osmotik, melalui membran semipermiabel yaitu dari konsentrasi osmotik rendah menuju konsentrasi osmotik yang tinggi, sehingga akan dicapai keseimbangan cairan, ukuran yang dipakai adalah osmolalitas (jumlah solut miliosmol/kg pelarut), sedangkan oslmolaritas (jumlah solut miliosmol/liter pelarut). Kisaran normal untuk osmolalitas serum adalah 280 hingga 290 mOsm/kg.18
Pergerakkan air ini akan dilawan oleh tekanan osmotik koloid (tekanan onkotik plasma) agar tidak dapat melalui membran semipermiabel. Tekanan onkotik atau tekanan osmotik sangat ditentukan oleh kadar Albumin. Apabila kadar Albumin rendah, maka tekanan onkotik rendah, sehingga tekanan hidrostatik lebih dominan yang berakibat  ekstravasasi dan terjadi edema.

Prinsip :
-   Hiperosmoler : terjadi aliran dari hipoosmoler ke hiperosmoler (cair ke pekat à tertarik)
-   Hiperonkotik : menjaga cairan tetap dipembuluh darah, bila ia kurang dari tekanan hidrostatik / hipoonkotik, contoh hipoalbumin maka cairan akan terjadi dorongan cairan keluar dari pembuluh darah menuju interstitial dan intraseluler (edema).

·   Estimasi blood volume (EBV)
o    Neonatal 90 cc/kgbb
o    Bayi 80 cc/kgbb
o    Dewasa
§  Laki-laki 70 cc/kgbb
§  Wanita 65 cc/kgbb
o    Berdasarkan volume cairan sekitar 5 % BB

·   Komponen cairan dalam operasi
o    Maintenace
§  Dewasa
ü  2 cc/kgbb/jam (dewasa), atau
ü  30-35 cc/kg/24 jam + IWL 15 cc/kg/24 jam

§  Anak-anak  (formula 4/2/1)
ü  10 kg pertama dikalikan 4 cc/kgbb/jam
ü  10 kg berikut dikalikan 2 cc/kgbb/jam
ü  Berat selanjutnya dikalikan 1 cc/kgbb/jam
o    Stres operasi
§  Dewasa (8/6/4/ à berat /sedang/ringan dikalikan berat badan
§  Anak-anak (6/4/2 à berat /sedang/ringan dikalikan berat badan
o    Defisit puasa
§  Maintenace dikalikan lamanya puasa

·   Penggantian cairan
o    Perdarahan sampai 5 % diganti cairan kristaloid ( estimasi darah dan koloid adalah 1 : 3)
o    Perdarahan sampai 20 % diganti kolid (estimasi darah dan kolid adalah 1 : 1)
o    Perdarahan lebih dari 20 % diganti darah

·   Estimasi blood loss

  •       Tetapkan dalam 5 %, 10 %, 20 % untuk menentukan arah transfusi/resusitasi cairan dari kristaloid, koloid dan darah
  •       MABL (maximal  allowable blood loss) : batas jumlah perdarahan yang masih bisa ditolerir sebelum dilakukan transfusi
                                        (initial Ht-target Ht) / initial HT  x EBV

·   Rehidrasi cepat pasien syok 

  •       Berikan initial 20 – 40 cc/kg dlam satu jam pertama dengan pemberian : 20 cc/kg/30 menit dan lakukan evaluasi, bila belum stabil berikan lagi 20 cc/kg/30 menit. Bila dalam 30 menit pertama sudah stabil, sisa kekurangan dalam derajat dehidrasi, ikut dijumlahkan dalam pemberian maintenance.
  •      Maintenance : sesuai formula diatas
  •      Jumlahkan sisa initial dan maintenance dan berikan :
    •      50% nya dalam 8 jam
    •   50% nya lagi dalam 16 jam

·   Osmolaritas (mOsmol/L)
2 x Na  +   GDS   +    BUN
                                                  18             2.8
Nilai normal : 290 +  10 mOsmol/L

Pada keadaan pemberian manitol, harus diperhatikan komposisi osmolaritas tersebut, tidak lebih dari 320 mOsmol/L, hal ini dikarenakan bisa terjadi gagal ginjal akut. Pada pemberian manitol bersama dengan kortikosteroid atau phenitoin dapat mengakibatkan terjadinya hiperosmololer non ketotik (HONK) dan kematian. Sedangkan apabila somolaritas terus meningkat dapat mengakibatkan penurunan CPP (cerebral perfusion pressure).

·   Fluid defisit
-       Fluid Defisit :    Osm – 295 x 0,6 x BB
                                   295

Komentar

Ibo mengatakan…
how is the formula to calculate EBL doc? if using HB pre and post surgery. thanks