BULETIN
DIKLAT
“Hai orang-orang yang
beriman ! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang
sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”(QS Al-Baqarah 183).
MENYAMBUT
RAMADHAN
Duduk ku tersenyum, menanti
datangnya gerbong kereta, telah lama ku menunggu untuk menemuinya. Inilah
sepenggal kerinduan dan kebahagiaan akan bertemunya seorang anak dengan
bapaknya yang telah lama tak bertemu. Semua telah disiapkan untuk menyambutnya
dan segala rencana telah disusun untuk melakukan kegiatan bersamanya.
Demikian pula dengan kerinduan
dan kebahagiaan yang patut kita wujudkan dalam menyambut datangnya bulan suci
Ramadhan tahun ini. Ramadhan merupakan bulan suci yang bukan hanya dinantikan
oleh kita, tetapi oleh seluruh umat muslim di muka bumi ini. Bulan penuh keberkahan,
dimana pintu neraka ditutup, pintu taubat dibuka dan para syetan dibelenggu.
Sebagaimana dikisahkan oleh Sahabat yang mulia,Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Telah datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, Allah mewajibkan
kalian berpuasa padanya, pintu-pintu surga di buka pada bulan itu, pintu-pintu
neraka di tutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam
(kemuliaan/lailatul qadr) yang
lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalangi (untuk mendapatkan)
kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang
agung)”.
Sahabat yang semoga dimuliakan
oleh Allah SWT, tidakkah kita merindukan bulan yang telah dijanjikan bermacam
kebaikan dan keutamaan ? Semoga kita selalu mendapatkan hidayah dari Allah, diberikan kesempatan untuk sampai
di bulan suci, diberikan kesempatan untuk mendapatkan kemualiaanya.
Apakah semudah itu kita akan mendapakan ?
Kalau Tuhan berkehendak, tetapi dari sepenggal cerita anak dan bapak diatas,
seyogyanya kitapun telah mempersiapkan dan menyusun rencana kegiatan bersamanya
dengan baik. Kita bisa awali dari sekarang dengan berdoa, sholat malam,
dzikir dan kegiatan lainnya yang bisa kita lakukan. Sebagaimana doa Nabi di
bulan Rajab, “Ya Allah limpahkanlah
keberkahan kepada kami dibulan rajab, sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan
Ramadhan”. Disamping berdoa kita bisa memuji dan bersukur atas kedatangan
bulan ramadhan, bertaubat dan memohon ampunan. Kita bisa juga dengan memperbanyak
ilmu keagamaan, membuatlembaran baru, membulatkan tekad, menyiapkan mental dan
fisik, beramal dan menyusunnya dalam sebuah perencanaan yang baik. (by
goens “GN”)
MARHABAN
YAA RAMADHAN
![]() |
dr. Dani Esti Novia Direktur RSUD Ajibarang |
Bulan Ramadhan adalah
bulan yang penuh dengan berkah, penuh dengan tantangan dan ujian. Kita sebagai
abdi negara dan ummat Muslim diwajibkan salah satunya adalah untuk berpuasa.
Kita tahu puasa adalah untuk menahan makan dan minum, amarah, dan hal-hal lain
yang membatalkannya. Ini adalah sebuah bentuk ujian bagi diri kita untuk bisa
mengembangkan jiwa yang mumpuni. Sehingga kami harapkan seluruh karyawan dan
karyawati RSUD Ajibarang dengan adanya puasa ini tidak menurunkan standar
profesionalitas kinerja kita, tetapi justru dengan bulan Ramadhan inilah kita
bisa meningkatkan kemampuan dari sisi jiwa dan rohani kita untuk bisa
memberikan pelayanan yang profeional. Dan saya selaku Direktur RSUD Ajibarang
mengucapkan Selamat menunaikan ibadah Puasa. (Dani Esti Novia)
PUASA
DAN KESEHATAN
Bulan Ramadhan adalah bulan
suci yang sangat dinanti oleh umat Islam. Bulan yang di dalamnya terdapat
sebuah ibadah yang sangat istimewa, yaitu ibadah puasa. Bahkan saking
istimewanya dalam sebuah petikan hadits shahih yang diriwayatkan Bukhari dan
Muslim dikatakan bahwa “…puasa adalah
untuk-Ku dan Aku (Allah) sendiri yang akan membalasnya”. Lihatlah betapa
istimewanya ibadah ini dimata Allah SWT, maka sudah seharusnya kita tunaikan
pula dengan sebaik-baiknya. Pun begitu selain dibalas langsung oleh Allah,
ternyata ketika kita melaksanakan puasa dengan sebaik-baiknya ada begitu banyak
hikmah yang kita dapatkan.
Jika dilhat dari sudut pandang
kesehatan saja, kita sudah bisa merasakan manfaat puasa yang begitu banyak bagi
kesehatan kita. Bahkan, begitu banyak penelitian dilakukan dan semuanya menunjukkan
manfaat besar dari dari puasa dimata kesehatan, namun setidaknya beberapa hal
di bawah ini merupakan garis besar manfaat puasa bagi kesehatan :
1. Penuruanan
kadar kolesterol dalam darah
Ketika berpuasa, tubuh tidak hanya menggunakan
glukosa sebagai sumber energi tubuh melainkan juga menggunakan lemak. Lemak
tubuh yang dibakar dari penyimpanannya akan berpengaruh terhadap penurunan
profil lipid tubuh.
2. Penurunan
berat badan yang baik
Selain bermanfaat bagi kontrol tekanan darah
dan kendali kadar gula darah bagi penderita diabetes, seiring dengan
terbakarnya lemak tubuh maka akan terjadi juga penurunan berat badan yang akan
berpengaruh secara keseluruhan pada tekanan darah dan kadar gula darah tubuh.
3. Proses
detoksifikasi
Karena lemak tubuh terpakai maka sisa-sisa zat
buangan atau racun yang terdapat dalam sel-sel lemak tubuh akan terurai dan
terbuang dari tubuh.
4. Meningkatnya
rasa nyaman dan ketajaman berpikir
Beberapa hari setelah berpuasa, hormon endorfin akan
meningkat dalam tubuh. Hormon ini akan memberikan efek peningkatan ketajaman
pikiran dan juga perasaan nyaman.
Alhamdulillah banyak sekali
hikmah dari berpuasa. Itu baru dari segi kesehatan jasmani, belum lagi dengan
kesehatan ruhani yang ditimbulkan dari efek menahan marah, menjaga perkataan,
memperbanyak bacaan Al-Qur’an, dll. Semoga keutamaan puasa ini dapat kita raih
dengan menjalankannya secara ikhlas dan sesuai sunnah Rasulullah SAW…Aamiin
PUASA DAN PENINGKATAN KINERJA
Puasa oleh sebagian orang
dijadikan sebagai alasan penurunan semangat. Hal itu biasanya dikaitkan dengan
kinerja orang berpuasa yang cenderung bermalas-malasan. Sepintas pandangan
tersebut seakan memperoleh pembenarannya karena dalam menjalankan aktivitas
kerja sehari-hari, kita memerlukan energi yang berasal dari asupan makanan dan
minuman. Jika asupan makanan dan minuman tidak maksimal, maka dapat dipastikan
aktivitas kerja kita akan terganggu. Namun, apakah betul puasa di bulan
Ramadhan menurunkan semangat kerja? Apakah layak jika ibadah puasa Ramadhan
dijadikan sebagai alasan bagi kita untuk bermalas-malasan dan tidak melakukan
aktivitas kerja secara maksimal?
Lima belas abad lamanya
sejarah Islam berlangsung, terlihat bahwa Ramadhan bukan bulan pemandul
kreativitas dan produktivitas. Hal ini bisa dibuktikan justru ketika kaum
Muslimin sedang melaksanakan ibadah puasa, di bulan ini terlahir sejarah yang
mengisahkan kemenangan kaum Muslimin dalam perang Badar (2 H/624 M), sejarah
penaklukan kota Mekah (8 H/630 M), kemenangan kaum Muslimin di Spanyol (91
H/710 M), kemenangan besar perang Salib (584 H/1188 M), sukses melawan Tartar
(658 H/1168 M), dan banyak lagi catatan manis lainnya. Bahkan, proklamasi
kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan pada
hari Jum’at, 9 Ramadhan 1364 H.
Melaksanakan ibadah puasa
Ramadhan tahun ini mestinya tidak mengurangi kreativitas dan produktivitas
kerja. Dengan niat dan tekad yang kuat bahwa puasa adalah kewajiban yang harus
dijalani dengan ikhlas dan sabar, insya Allah energi kita tidak akan berkurang
karena menahan makan dan minum. Makan dan minum hanyalah sebatas sarana, namun
kebulatan tekad dalam jiwalah yang akan menjadi pemompa semangat kita.
Inilah motivasi Allah kepada
manusia: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada Yang Mengetahui terhadap yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. At-Taubah (9):
105).
Bekerja harus dilihat sebagai
sebuah ibadah dan panggilan jiwa yang kental dengan amanah. Ia tidak akan
terganggu oleh rasa lapar dan dahaga karena puasa sekali pun, karena bekerja
juga bagian dari ibadah. Sulit dipungkiri bahwa hal itu memang belum tertanam
kokoh di dalam diri kita masing-masing. Seringnya, kita masih menganggap
bekerja hanya sebagai sebuah rutinitas belaka. Bulan Ramadhan tahun ini
diharapkan bisa menjadi latihan dalam meniatkan pekerjaan kita sebagai ibadah
kepada Allah. Berlelah-lelah dalam pekerjaan semata-mata kita niatkan hanya
untuk menggapai ridho Allah.
Bagaimanakah perasaan kita,
jika saat bekerja, kita dilihat oleh Dia yang sangat kita cintai? Bukankah
semangat akan membumbung tinggi, perasaan senang akan memenuhi jiwa, sehingga
terlahirlah kekuatan fisik yang luar biasa untuk berkarya? Pertanyaannya,
sebagai renungan untuk kita, sudahkah kita mencintai Allah yang setiap waktu
senantiasa melihat pekerjaan kita? Apakah cinta kita kepada Allah adalah cinta
kita yang utama? Jika iya, insya Allah puasa bukanlah penghalang dalam
memaksimalkan kerja kita selama bulan Ramadhan. Semoga melalui bulan Ramadhan,
tercipta peningkatan kinerja yang dilandasi keikhlasan dan semoga setiap
perkerjaan kita tercatat sebagai amal ibadah di sisi Allah. (Rizki
Banjar Kurniawan)
PROFESIONALISME SEORANG MUSLIM
Salah satu kriteria utama
profesionalisme adalah, siap untuk bekerja sesuai dengan kompetensi dan
wewenangnya dimanapun ia berada. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya setiap negeri adalah negeri
Allah, dan setiap hamba adalah hamba Allah. Maka dimanapun kalian mendapat
kebaikan (rizqi), maka bertempatlah di sana” HR Ahmad. Ranah profesi
memiliki tantangan yang kadarnya tak sama. Apalagi di tempat kerja dimana
berbagai profesi bekerja bersama secara terorganisasi sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya, pasti terkadang timbul tantangan tersendiri yang jika tidak
dikelola dengan baik dapat mengganggu profesionalitas kerja. Di dalam Al Qur’an
Surat Al Mu’minun ayat 29, Allah subhanahu
wa ta’ala menuntun kita untuk berdoa “Ya
Rabb, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah
sebaik-baik Yang memberi tempat.” Hikmah dari doa ini adalah, menjadikan
seseorang lebih siap untuk bertempat dimanapun ia bekerja, selalu yakin bahwa
ada hikmah dan berkah dengan bekerja di
tempat itu, selalu yakin bahwa tempat yang ia tempati adalah tempat yang
diberkahi, dan selalu yakin bahwa kehadirannya membawa keberkahan bagi tempat
yang ia tempati. Ketika seseorang memiliki niat dan keyakinan bahwa
kehadirannya akan membawa kebaikan dan keberkahan, maka ia akan bekerja dan
bergaul dengan baik. Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad saw., “Bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun
kamu berada, perbaikilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya
perbuatan baik akan menghapus perbuatan buruk, dan bergaullah dengan manusia
dengan akhlaq yang mulia.” HR Tirmidzi. Hadits ini menuntunkan kita untuk
selalu bertaqwa kepada Allah, menjadi manusia terbaik karena sebaik-baik
manusia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa kepada Nya (QS 49: 13).
Selain itu kita juga dituntunkan untuk selalu bersikap optimis, bahkan disaat
kita terlanjur melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak, dalam
artian, berorientasi kepada perbaikan dan memperbaiki kesalahan sehingga tidak
berlarut-larut dalam penyesalan yang nantinya justru mengganggu kinerja dalam
bekerja secara profesional, hadits diatas juga menuntun kita agar kita selalu
berakhlaq mulia dimanapun dan kapanpun. Karena seorang mu’min adalah seseorang
yang memiliki integritas, yaitu antara ilmu, hati, lisan, dan perbuatannya
sama, dimanapun dan kapanpun. Dengan kesadaran bahwa kita bekerja dengan
membawa integritas seorang mu’min, maka kita akan mampu menghiasi
profesionalisme kerja kita dengan kebaikan-kebaikan Agama. (Muhammad Haydar)
Buletin Diklat
Pelindung
Direktur RSUD Ajibarang, Penjab : Kainstal Diklat n PSDM, Pimred : Igun
Winarno, Anggota Dyas, Ayu, Muhajir, tim kreatif sahabat internship
Komentar