Pulau Belitung Si Laskar Pelangi


PULAU BELITUNG SI LASKAR PELANGI
Indonesia Masih Banyak yang Indah

Liburan panjang dua jagoan pas ketemu, sayang nih kalau nda dimanfaatkan. Sekarang untuk bisa pas ketemu bareng dalam waktu lama lumayan sulit buat kita, satu kuliah, satunya sekolah dan latihan OV yang rutin setiap hari, akunya sendiri juga hobby mbiusnya lumayan menyita waktu, kebetulan kalau bunda bisa diatur kapan saja…heheheh bunda yang baik. 
Menara Mercu Suar di Pulau Lengkuas
Sebenernya banyak yang dijadwalkan untuk family time kali ini, Waingapu dengan historisku dan view yang keren menjadi salah satu pilihan, tetapi karena jauh dan salah satu jalur G. Agung yang masih batuk jadi tereliminasi, demikian juga Pantai lovina Bali untuk melihat lumba-lumba terbang. Garut dengan view yang keren juga sejuk dan dingin udaranya ada yang nda setuju. Gak tahunya nih….kita malah pilih ke Pulau Belitung si Laskar Pelangi.
Tidak percuma kita kesana, …” Indonesia Masih Banyak Yang Indah”.. sebuah pulau yang masih asyik untuk dinikmati keindahan alamnya dan masih mudah untuk mencari tempat santai. Pantainya jangan ditanya, hamparan pasir putih nan halus dengan desiran ombak yang asyik untuk berenang….hahahah (aku nda berenang sih…), keindahan gundukan bebatauan di pantai dan tengah laut.
Gadisku Indys bergaya di Mercusuar


Loncatan Bunda di Pantai Tanjung Tinggi
Kita di sini juga disuguhi replika SD Muhammadiyah dari Laskar Pelanginya Mas Andrea Hirata. Sebuah gambaran anak kampong yang menginginkan kesuksesan dengan sarana yang ada.


Perjalanan dimulai di Selasa (10/7-17) siang, dari Stasiun Purwokerto naik KA Kutojaya Premier, walau kelas ekonomi tetapi lumayan enak (edisi kehabisan tiket untuk bisa turun di Stasiun Gambir) tetapi tidak masalah. Perjalanan selama lima jam diakhiri di Stasiun Pasar Senen, dengan aplikasi Gojek, perjalanan diteruskan ke bandara untuk melepas lelah, sampailah kita di Zest Hotel Bandara Soekarno Hatta. Selepas sarapan pagi dengan aplikasi Gojek kembali kami menuju Bandara Soekarno Hatta (sebenernya sarana transportasi hotel tersedia setiap jamnya) untuk boarding NAM Air perjalanan ke Pulau Belitung di jam 08.30 WIB.

H.A.S. Hanandjoedin
Ternyata perjalanan dengan NAM Air lumayan buat tidur, dari mulai take of dan landing dalam posisi moslor alias tertidur lelap….hehehe. Sampai di Belitung jam 09.30, di bandara internasional H.A.S. Hanandjoedin Tanjung Pandan dan telah disambut Mas Ganang, driver yang telah kita booking sebelumnya. Bookingan seharga Rp. 450.000 sehari termasuk sopir, bensin, dan mobil avanza. Mas Ganang membawa perjalanan pertama diajak menikmati mie Belitung di warung makan ATEP jalan Sriwijaya 27 Tanjung Pandan, mie nya lumayan enak dan kepiting isinya juga enak. Setelah menikmati mie Belitung dilanjutkan perjalanan menuju kawasan Belitung timur, jalanan halus dan lumayan lengang bisa nih ngebut, tetapi driver kita lumayan mengajak santai alias pelan-pelan saja dan kadang boring juga..heheheh.

Mie Belitung Atep
Pertama datang di Belitung Timur kita menuju ke replika SD Muhammadiyahnya Laskar Pelanginya Mas Adrea Hirata. Gambaran sebuah sekolah dasar yang menggambarkan perjuangan sekelompok anak bangsa yang menghendaki kesuksesan dan kebersamaan dalam perbedaan. Disekitar SD Muhammadiyah ini dikelilingi hamparan pasir putih nan halus.  Selesai disini kita menuju ke Museum Kata-Kata Adrea Hirata (tapi hanya numpang foto di depan) dan berlanjut ke kampong Ahok. Sebuah tempat masa kecil AHOK dan rumahnya yang sekarang terpampang di sana.

Kebetulan hari telah siang dan kita mampir di sebuah rumah makan di pinggir pantai, yaitu RM seafood Fega, lumayan enak makanan disini, cuman ada sedikit kekecewaan mengenai tertukarnya pesanan ikan bakar kita….heheheh soalnya meja pelanggan tidak pakai nomer sih. Sehabis makan siang berlanjut menuju pantai nelayan dengan perahu nelayannya dan hamparan pasir putih, yaitu pantai Serdang, sebuah pantai dengan pasir putih nan bersih dengan dilatari perahu nelayan dan pepohonan pinus. Stelah mengambil beberapa foto dan loncat-loncat….kita kembali melanjutkan perjalanan untuk ceck in hotel.


Museum Kata-kata Andrea Hirata

Pantai Serdang


Perencanaan di Pulau Belitung selama 3 hari 2 malam, sehabis dari Pantai Serdang kami menuju ke kota Tanjung untuk menikmati sunset di hotel, kebetulan kami menginap di BW Suite Hotel Tanjung Pandan Belitung, sebuah hotel yang berada berbatasan dengan pantai, tetapi sayang sore itu mendung dan kita tidak bisa menikmati indahnya sunset di Belitung. Malam harinya kita di ajak ngopi di Kedai Kopi Unique Bistro & Karaoke dengan suguhan live musiknya. Kopi rasanya lumayan cocok dengan lidah baik kekentalannya dan rasanya mantap dan suasananya asyik buat tongkrongan.

Rezeki tambahan liburan kali ini ketemu sedulur lanang di zaman kuliah dr. Kukuh Wibowo K, SpOG (K), tanpa sengaja ternyata beliau menginap bersebelahan hotel, setelah sarapan kita nongkrong di Kedai Kopi Kong Djie di depan hotelnya, lumayan bisa mengobati rindu, beliau bersama keluarga lengkap. (Belitung memang enak untuk berlibur dengan keluarga).

Selepas nongkrong di kedai kopi Kong Djie (hari kedua di Pulau Belitung) perjalanan berlanjut menuju Pulau Lengkuas, merupakan sebuah pulau yang indah dengan tampilan pasir putih nan cantik, kuatnya gugusan bebatuan nan indah serta gagahnya mercusuar nantinggi menjulang tinggalan jaman penjajahan Belanda (1882). Pulau ini merupakan satu dari puluhan kepulauan yang mengelilingi Pulau Belitung. Untuk sampai kesini kita bisa naik perahu dengan beaya antara 600-700 ribu perperahu, kebetulan kita asyik karena hanya berempat, perjalanan ini sekitar 30 menit menyusuri lautan biru kehijauan nan jernih dengan gelombang yang bersahabat, tenang sangat enak untuk dinikmati. Sampai di P. Lengkuas kita melepas haus dengan kelapa muda utuh nan segar, kebetulan buah durian tersedia, kecil-kecil, tipis tapi manis nan lezat.


Perjalanan ke Pulau Lengkuas juga kita sempatkan mampir di Pulau Batu Berlayar, dengan gugusan bebatuan yang besar, melewati juga di Pulau Pasir, sebuah gugusan pasir di tengah lautan bagaikan jalan yang dibelah dengan tongkat Nabi Musa. Nah ini yang jarang terjadi dan kita temukan, perjalanan ini juga diiringi tarian lumba-lumba  seperti di Pantai Lovina Bali.








Jagoanku...yang dengan keterbatasannya
Pasca Atroscopy ACL
(terima kasih dr. Robin, SpOT)
Setelah kita mendarat lagi dari menikmati keindahan Pulau Lengkuas dan sekitarnya, kita menuju ke  pantai yang dijadikan shoting film Laskar Pelangi, yaitu Pantai Tanjung Tinggi yang di apit oleh Tanjung Kalayang dan Tanjung Pendam, dengan iiringan bebatuan yang besar nan tinggi, inilah mengapa mungkin disebut Pantai Tanjung Tinggi.



Perjalnan Perahu Kita

Pulau Pasir
Pantai Tanjung Tinggi

Pantai Tanjung Tinggi



Esoknya sebelum menuju bandara untuk perjalanan pulang, kita menikmati sebuah danau buatan nan indah akibat galian tanah, yaitu Danau Kaolin atau ada yang menyebut danau air biru. Gambaran sebuah danau dengan air yang biru terpapar matahari tetapi kadang muncul kehijauan dengan bebatas tanah putih bekas galian kaolin.


Danau Kaolin Belitung



Akhirnya perjalanan ini harus diakhiri dengan dengan menuju Bandara kembali menuju Bandara Soetta dengan Sriwijaya Air di jam 16.20 WIB (hehehe delay terbang di jam 17.10), setelah landing di Soetta dilanjutkan dengan KA. Purwojaya dari Stasiun Gambir menuju Kota Keripik Tempe, Kota Mendoan tersayang, Purwokerto. Alhamdulillah kembali dengan kebahagian, lelah badan dan syukur kepada semua pemberi keindahan, pemberi kenikmatan dan pemberi rezki, yaitu sang pencipa Allah SWT.
 By Goens “GN”


Komentar