Ini cerita pagi,
yang mungkin akan muncul kalian baca di siang, sore atapun malah hari. Pagi ini
aku susuri jalan berkabut menuju kamar operas ditemani selimut jaket
hujan melekat di badan dan sepeda motor vario kesayangnnku, tiba-tiba ada sebuah motor berjalan
kencang dengan zig-zag begitu hebatnya, dia mungkin terburu-buru, bisa juga
memang ingin menunjukkan kalau dia hebat dalam bersepeda, aku jadi teringat
cerita Gus Mus dalam Bukunya “Pesan Islam dalam Kehidupan Sehar-hari”, kita ini
perlu menyadari diri bahwa manusia itu punya tabiat ingin berkuasa dan
mengekalkan dirinya dalam bentuk apapun. Hal ini sudah dijelaskan sifat dasar
manusia dalam diri Nabi Adam, Al Quran surat At thaha ayat 120, diterangkan
bahwa syetan membisikinya janji untuk hidup abadi, tidak akan mati dan
mempunyai kerajaan yang tidak akan pernah habis dan lenyap, dan beliau terbujuk
rayu dengan memakan buah larangan. Maka jangan heran kalau anak cucunya gampang
tergoda dengan kehidupan dan kekuasaan. Mungkin si sepeda motor ini sedang
memainkan perannya dalam dalam kehidupan untuk menunjukkan kehebatan dan
kekuasaannya sebagai raja jalanan dengan cara berperilaku demikian.
Sejak
dilahirkanpun sama, bayi sudah menunjukkan kearogansiannya dengan menangis
keras sampai memaksa si ibu kadang bertindak diluar nalar untuk menurutinya,
masih banyak kisah, apalagi kita sudah dipertontonkan dalam kehidupan pilpres
kemarin. Bagaimana dengan kita seorang dokter dalam kehidupan kesehariannya,
inilah pertanyaan menggelitik buat kita, dokter superpower dan dia
merasakannya, bagaimana menentukan kapan akan memeriksa pasiennya, apa yang
akan dilakukannya, menyuruh pasien membuka baju dan lain sebagainya, dokter
sangat menguasai pasiennya, apalagi seorang dokter anestesi yang kadang-kadang
pasien benar-benar sudah dalam kondisi tidak berdaya, maka bisikan syetan akan
menunggu, pasienpun sama berprinsip pelanggan adalah raja, jelaskan kontekstual
kalimat ini !! Maka akan memunculkan adanya kekerasan terhadap tenaga medis dan
konflik hukum lainnya, para perawatpun demikian, banyak hal tindakan untuk
menunjukkan kekuasannya, kekurangsantunan, tanpa menegur saat melakukan
tindakan karena merasa capai dan lainnya, dan dia berkeyakinan pasien pasti
akan menurut, inilah godaan hidup yang bisa menjerumuskan kita.
Semua ada
batasnya, kala kita harus pensiun, kala kita harus berposisi sebagai pasien,
kala kita sudah berada di dalam keranda, semua tidak ada yang kekal. Janganlah
bisikkan syetan menjadi teman untuk meninabobokan kita dalam lelapnya.
Hidup pasti ada
batasnya, karena yang hidup pasti akan mati, berbuat baiklah dan mengerti akan
posisi kita dan posisi dia, saling mengerti dan saling mengasihi adalah bentuk
kemanusiaan yang selalu dijunjung tinggi oleh agama, semoa Allah selalu
meridhoi dan melindungi setiap gerak langkah kita dari bujuk rayu syetan.
Aamiin. (goens)
Komentar