Langsung ke konten utama

DIMENSI HUBUNGAN TENAGA KESEHATAN, PASIEN DAN KELUARGA

  DIMENSI HUBUNGAN TENAGA KESEHATAN, PASIEN DAN KELUARGA
Oleh : dr. Igun Winarno, SpAn

 Meyakini bahwa Allah sebagai penentu kehidupan dan kematian merupakan sebuah keharusan, bagi manusia sebagai obyek hanya perlu bagaimana berusaha dengan sekuat tenaga menjalani kehiduapan ini dan tentunya harus mensyukuri atas apa yang manusia dapatkan atas usahanya di muka bumi ini. Tentunya sebagai hadiah terbesar adalah kebahagiaan, karena hidup terasa ringan.

Manusia tentunya juga perlu mensyukuri atas jalan yang telah di tunjukkan oleh panutan kita, manusia termulia sebagai junjungan kita. Jalan yang bagaimanakah ? tentunya jalan menuju kebahagiaan ddi dunia dan akhirat.

Salah satunya dalam “Dimensi hubungan Tenaga Kesehatan, Pasien dan Keluarga”, kalau merujuk dalam sebuah hadist riwayat Muslim no 2162, Rosulullah SAW menerangkan tentang adab sesama muslim, diantaranya :

      1.      Bila saling bertemu mengucapkan salam
2.      Bila diundang memenuhi undangannya
3.      Bila dia bersin dan memuji Allah, balaslah dia dengan mendoaakannya.
4.      Bila dimintai nasihat, penuhi nasehatnya
5.      Apabila Dia sakit, jenguklah
6.      Bila dia meninggal, iringi jenazahnya

Sungguh terasa indah kehidupan diantara sesama muslim, ataupun dengan yang lainnya, apabila kita mengikuti ajaran Rosulullah SAW. Terkait dengan hadist ini, ada beberapa hal yang bisa dipetik sebgagai pembelajaran, diantaranya;

Bagi Tenaga kesehatan, perlu menerapkan sikap perasaan EMPATI, dalam menjalankan hubungannya dengan pasien dan keluarganya, hal terkait empati bisa ditemukan;

a.      Sebagai pondasi pertama untuk bisa memberikan pelayanan yang bersumber dari hati (seandainya dia adalah aku).
b.      Sebagai pendorong tenaga kesehatan untuk beramara’ruf/mengajak kebaikan/tolong menolong, ingin memberikan yang terbaik untuk pasien, karena apa ? karena semua yang dilakukan adalah ladang ibadah
c.       Sebagai penguat terkait dengan hal ini adalah, sumber hadist, "Perumpamaan orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh tubuhnya juga akan merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam." (HR. Bukhari dan Muslim).
d.      Sebagai harapan untuk para tenaga kesehatan, “Marilah kedepankan perasaan empati ini dalam setiap tenaga kesehatan memberikan pelayanan”.

Seikap kedua, yang perlu dibangun adalah disaat kontak dengan pasien dan keluarga berikanlah senyum, ucapakan salam dan berilah tanda kehangatan dengan salaman ataupun tanda kontak lainnya.

a.      Sahabat Abdullah ibn Al-Harits ibn Hazm berkata, “Saya belum pernah melihat orang yang lebih banyak tersenyum daripada Nabi.” ( At-Tirmidzi ). Inilah contoh yang perlu ditiru oleh seluruh tenaga kesehatan.
b.      Senyuman merupakan bentuk sikap yang optimis dan akan memberikan aura yang positif untuk diri sendiri dan orang lain, tentunya dengan menebarkan senyuman yang diberikan oleh tenaga kesehatan akan menambah aura positif untuk pasien, menjadikannya semangat untuk pasien dan keluarganya.
c.       Salam adalah hak orang lain, sebagai mana dalam hadist yang dibacakan diawal, salam adalah bentuk doa dan saling mendoakan.

d.      Dalam hadist, “Tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak dikatakan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian.” (HR. Muslim, no.54)

Sikap Yang ke Tiga, bagi tenaga kesehatan yang perlu dibangun adalah “Saling bernasehat”,

a.      Lakukanlah edukasi dan informasi untuk pasien karena ini adalah hak pasien untuk mengerti, luangkanlah waktu untuk diskusi antara tenaga kesehatan, dengan pasien dan keluarganya.

b.      Bentuk juga saling menguatkan dan meberikan nasehat untuk terus bersabar, QS Al Baqarah 153, “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS Al Baqarah 153).

c.       Imam Bukhari menyebutkan, perumpamaan seorang muslim dengan muslim lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan. Hadits ini bersumber dari Abu Musa ra. "Dari Abu Musa ra, Rasulullah SAW bersabda "Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan." (HR. Bukhari).

Sikap Yang Keempat, yang perlu dibangun adalah “Menjaga keamanan spiritualitas pasien”.

 a.      Sholat adalah kewajiban, ingatkanlah pasien bila telah memasuki waktunya sholat.

b.      Pondasi terakhir para pasien adalah keimanan, karena inilah kenikmatan terbesar dalam hidup, perlulah kiranya untuk berdoa: “Yaa muqollibal quluubi tsabbit qolbii 'ala diinik” Artinya: "Wahai Zat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)." (HR. Tirmidzi, no. 3522 dan Ahmad, 6:315).

 c.       Temani atau berikanlah waktu keluarga diakhir kehidupan pasien, ingatkan bacaan syahadatnya. “Talqinlah orang yang hendak meninggal di antara kalian ucapan la ilaha illa Allah.” (HR Muslim)

Tentunya hubungan yang baik akan terbangun, bukan hanya dari sisi tenaga kesehatan saja, tetapi juga sisi Pasien dan keluarganya. Tanamkanlah pada setiap pasien dan keluarganya;

  1. Hubungan tenaga kesehatan, pasien dan keluarga adalah hubungan timbal balik, bukan hanya sisi tenaga kesehatan saja.
  2. Hormatilah dan hargailah tenaga kesehatan
  3. Karena apa ? Karena tenaga kesehatan, pasien dan keluarga semua berada dalam ranah ikhtiar, ranah berusaha, dan takdir Allah tiada yang tahu, tentu sebagai harapannya, apa yang diinginkan bisa sejalan dan di ridhoi Allah SWT dengan mengabulkan kembali kondisi sehat dan sembuh. “Cukuplah Allah sebagai tempat diri bagi kami, sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong kami”. "Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

Marilah para tenaga kesehatan, pasien dan keluarga, harmonisasi hubungan timbal balik diantaranya, sangatlah menunjang proses kesembuhan insan yang sedang sakit. Karena kerukuan dan kerendahan hati sesamanya semoga mendatangkan keberkahan dari Allah SWT.

By Igun Winarno

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEDOMAN ANESTESI DAN PEDIATRIK

PEDOMAN ANESTESI DAN PEDIATRIK 1.     Pendahuluan Penatalaksanaan anestesi pada kelompok pediatri mempunyai aspek psikologi, anatomi, farmakologi, fisiologi dan patologi yang berbeda dengan orang dewasa. Pemahaman atas perbedaan ini merupakan dasar penatalaksanaan anestesi pediatri yang efektif dan aman. Pendekatan psikologis merupakan faktor penting yang berdampak pada luaran anestesi pediatri. Sesuai perkembangannya, kelompok pediatri dibagi dalam kelompok usia neonatus yang lahir kurang bulan dan cukup bulan, bayi usia diatas 1 bulan sampai usia dibawah 1 tahun, anak usia prasekolah usia diatas 1 tahun sampai usia 5 tahun, anak usia sekolah usia 6 tahun sampai 12 tahun dan usia remaja 13 tahun sampai 18 tahun. Neonatus merupakan kelompok yang mempunyai risiko paling tinggi jika dilakukan pembedahan dan anestesi. Patologi yang memerlukan pembedahan berbeda tergantung kelompok usia, neonatus dan bayi memerlukan pembedahan untuk kelainan bawaan sedangkan remaja m...

Mengapa Aku Menjadi Seorang Dokter Anestesi

MENGAPA AKU MENJADI SEORANG DOKTER ANESTESI (Sebuah Titik Balik Kehidupan) Sekarang walaupun belum dapat kuraih semuanya, tetapi aku mulai bisa tersenyum mengenang akan masa laluku. Kini aku telah menjadi seorang dokter dan telah mendapatkan spesialisasi dalam jenjang pendidikan di bidang anestesiologi alias pendalaman dalam ilmu pembiusan dan penanganan pasien kegawatdaruratan di ruang intensif (ICU). Memang sih, masih banyak yang belum bisa aku raih tetapi setidaknya kini aku dapat tersenyum dengan kehidupanku sekarang. Aku terlahir disebuah desa kecil dengan kultur budaya pendidikan yang   tidak   menunjang, jangankan bermimpi untuk menjadi seorang dokter, untuk sekolah sampai jenjang menengah pertama dan atas saja masih menjadi barang yang langka. Untung aku terlahir mempunyai seorang bapak yang memang berorientasi pada pendidikan, walaupun susah dari sisi ekonomi untuk menjalaninya. Bapakku merupakan seorang pendidik yang berhenti entah mengapa, karena jaman at...

INFO KOS DI AJIBARANG

  KOS-KOSAN DI AJIBARANG Ingin mendapatkan tempat kos yang menyenangkan ?, Indi’s Kos menyediakan sebuah tempat hunian kos yang menyenangkan, dengan type kamar : Kamar mandi dalam, AC, lemari, spring bed 140 x 200, sprei, bantal dan guling, sebanyak 2 kamar Kamar mandi luar (dalam rumah 2 buah) : springbed 120 x 200, sprei, bantal guling, sebanyak 5 kamar Kamar : bersih Lokasi :  jalan Pramuka no 30, Ajibarang Kulon, Belakang kecamatan Ajibarang. Strategis : Tenang, dekat keramaian dan makanan, tempat parkir luas Bila memerlukan informasi bisa hubungi : Bapak Warsoon : 085292364268 Ruang santai, ruang bersama Kamar Mandi dalam Kamar Kamar Mandi Luar kamar /dalam rumah Kamar Mandi dalam Kamar Kamar Bukan Ber AC Kamar Ber AC