AWAL SEBUAH PERJALANAN

AWAL SEBUAH PERJALANAN 
JAMPI itu sebuah rutinitas, bukan sebuah mantra untuk mudah mendapatkan sesuatu "jreng" langsung ada tersedia di depan mata. JAMPI ini Jumat Akreditasi Sambil Ngopi, kegiatan ngobrolin mengenai tema akreditasi. Akupun mengikutinya dengan tema MRMIK, menurut Mr. Mik, sebuah rekam medis itu sangat penting, sehingga kita jangan asal mengisinya, ada uang, ada rhasia pasien, ada bahasa hukum tentunya ada ilmu didalamnya. JAMPI selesai berlanjut dengan ngobrolin khusus mengenai Program Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien [PMKP] rumah sakit, obrolan ini lebih lama dan lebih gayeng, selesai sih dengan asik. JAMPI dan Asesmen PMKP ini selesai sampai mendekati waktu sholat Jumat.
Setelah selesai sholat Jumat, sebuah rundown perjalananpun sudah terpampang, dan handphone ku berbunyi menandakan sebuah panggilan masuk, biasalah HP ini rutin menerima panggilan yang biasanya berati rizeki, terutama konsulan pasien bukan panggilan dept collector ...hehehe, Ku angkat dengan santai, dan terdengar sebuah suara. 
"Yah, dah sampai jembatan" sebuah suara yang khas dari seberang telepon, suara Apta, si Anak gadis yang telah membuat janji untuk memulai perjalanan hari ini. Sebuah perjalanan yang tertunda, seharusnya minggu lalu, tetapi karena suatu hal kami menuju Paris Van Java, Lereng Areng, dan Jumat ini awal perjalanan kembali akan dimulai. Perjalanan ini sudah pasti akupun mengambil waktu hak sebagai pegawai, cuti. 
"Tadi Ayah baru mau WA, kalau sudah jalan kabari Ayah, eh kamunya malah sudah nelpon" Aku pun menjawabnya, mendengar suara ceria bahagia diseberang telepon. Anak gadisku ini memang menyukai tempat yang akan kami tuju. Aku pun menunggu kedatangan nya, perjalanan lima yang kami rencanakan dimulai hari ini. Tulisan kali mengawali bagian pertama, perjalanan menuju Bandara New Yogyakarta International Airport. 
Perjalanan darat kami lalui, mulai dari RSUD Ajibarang kami mencoba menyusuri ke arah selatan menuju Kota Wangon, tetapi sebelum sampai Wangon, di Markas Batalyon 405, Ertiga yang setia menemani berbelok ke arah kiri menuju ke timur jalur selatan menuju Yogya. 
Perjalanan lumayan padat loh, banyak berpaspasan ataupun terhalang truk besar maupun bus antar kota antar propinsi, menurut informasi sih, jalur ini akan dibuat jalur Tol Yogyakarta - Cilacap, asik juga ya nantinya, perjalanan menuju Yogyakarta bisa semakin mudah dan lancar memperpendek waktu. Setiap perjalanan menuju Yogyakarta, kami tidak melewatkan Sate Bebek Yu Sirus, yang menurut aku sih kuliner ini cukup maknyus, kalau tidak percaya, di coba saja. 
Sate Bebek ini dulunya ada di depan Pasar Sumpiuh, tetapi setelah pasar mengalami kebakaran dan di bangun yang baru, Sate Bebek Yu Sirus menempati di area pasar, tidak di depanpasar dengan tenda lagi, menurutku ini mengurangi asiknya makan sate bertenda di kaki lima, karena banyak mobil dari luar kota yang berhenti, tetapi sekarang setelah menempati ruang yang permanen, malah kelihatan sepi. 
Perjalanan kami pun terus berlanjut menyusuri jalur selatan, Jalan Daendles, jalan perjuangan. Sepanjang jalan ini disuguhi berbagai macam warung sate ayam, Sate Ambal, enak loh sate ini, tetapi kali ini kami tidak menikmatinya, karena sudah kenyang. Jalan yang rata dan mulus kami nikmati di sepanjang pinggir pantai selatan, sisi kanan-kiri disuguhi kembali pemandangan hambaran tegalan luas dan kadang nampak pemandangan pantai dan juga berbagai kios buah, terutama buah jambu kristal. 
Perjalanan kali ini lumayan lambat dan telat, tepat selesainya tulisan di note HP ku ini, sampai pula kami di depan Hotel Grand Dafam yang berada persis di depan Bandara, New Yogyakarta International Airport sambil diiringi suara adzan maghrib. 
Lelah ? Lumayan juga, tetapi sambutan respsionis Hotel Grand Dafam yang ramah serta welcome drink rosela water lemon membuat merasakan kesegaran dan bayang-bayang menikmati liburan sepertinya telah mengurai rasa lelah ini. Penasaran ? Sebenarnya mau kemana sih, ikuti perjalanan ini untuk esok, Yogya-Denpasar. (by goens GN)

Komentar