PERJALANAN UMROH SEBUAH PERJALANAN SUCI
Apta, gadis
kecil yang sekarang sudah besar, “Ayah, boleh tidak, kalau Dede diterima SNPTN
Kedokeran, kita berangkat Umroh”. Pertanyaan yang diajukan tiga tahun yang lalu
semasa dia berada di sekolah menengah atas.
Aku hanya
tersenyum memandangi wajah polosnya, hanya berbicara dengan bathin dan Illahi, kata
yang keluar merupakan bentuk permohonan kepada yang menakdirkan segala
sesuatunya, agar apa yang diinginkan anak gadisnya dikabulkan.
Inilah
perjalanan umroh untuk mewujudkan keinginan gadis kecil Ayah, kebetulan diwaktu
yang sama bertepatan si Kakak telah menyelesaiakan kuliah di Fakultas
Kedokteran.
Mencari waktu
yang pas untuk bisa pergi bersama, ternyata bukan sesuatu yang mudah. Bertawakal
kepada yang menentukan jadwal kehidupan itulah pilihan terakhir. Semua ini
terkait dengan waktu libur Adek yang akan segera berakhir dan waktu sumpah
dokter Kakak, yang belum jelas waktunya.
Hidup memang
harus selalu mengenang nikmat yang Tuhan berikan, tentunya juga bersabar dengan
segala sesuatu yang dirasa tidak sesuai dengan keinginan. Waktu pendaftaran berangkat
umroh telah didapatkan, tetapi hotel yang sesuai dijanjikan belum jelas
ditentukan, kepasrahan kami, jauh tidak apa, yang terpenting bisa berangkat,
berdoa terus tentunya kami lakukan untuk mendekatkan dengan apa yang
diinginkan, semua terkait dengan keikutsertaan si Mbah bersama, Mbah Mamah
telah memasuki usia 77 tahun, tentunya menginginkan kenyamanan dalam
melaksanakan ibadah umrohnya dengan jarak penginapan yang dekat.
Seminggu
menjelang keberangkatan, setelah mengikuti manasik haji dan umroh, kabar yang
bertolak belakang berhembus menerjang rasa pasrah, bercampurnya rasa bahagia
dan kegalauan. Kabar gembira datang menghentakkan rasa syukur, hotel yang
diinginkan telah membalas permintaan, Hotel Pulman Zam-Zam Tower tersedia kamar
untuk jemaah, senang mendengarnya, membayangkan tidak terlalu jauh untuk menuju
masjidil Haram menunaikan sholat sehari-hari. Berita lain cukup membuat galau, menguji
rasa sabar, sumpah dokter Kakak berubah, menjadi tanggal 26 Januari dan Wisuda
Universitas menjadi tanggal 2 Pebruari, galau sudah pasti, karena perjalanan umroh
terjadwalkan ditanggal 29 Januari sampai 8 Pebruari.
Umroh dan Haji
merupakan panggilan Illahi, jadwal yang bentrok ternyata dianggap tidak menjadi
masalah bagi Kakak, dan lebih memilih untuk tetap berangkat Umroh, rasa syukur
menyelimuti bersama permohonan ijin yang dikabulkan, yang terpenting bisa
mengikuti sumpah dokter sebagai syarat untuk bisa menjalani sebagai profesi
dokter.
Perjalanan umroh
bersama Biro Travel Fatimah Azahra, bisa terlaksana, inilah bagian perjalanan
umroh sebuah perjalanan suci yang akan kutuliskan secara serial, semoga bisa
memberikan gambaran dan menimbulkan rasa ingin untuk memohon kepada Tuhan agar
segera diberi ksemepatan untuk bisa kesana, Tanah haram Madinah dan Makkah.
By Igun Winarno
@igunwinarno_gn
(instagram), www.igunwinarno.com (web)
Komentar