Langsung ke konten utama

Syndroma TURP

Syndroma TURP  


Syndroma TURP sering terjadi sebagai komplikasi dari TURP, hal ini dipengaruhi oleh pressure dari aliran irigasi, luasnya operasi sinus vena pada prostate, cairan hypotonis yang digunakan, dan lamanya operasi. Syndrome TURP sering memberikan gambaran kilinis hypertensi dan hypotensi, hal ini berkaitan dengan peningkatan secara mendadak volume intravasculer (20-200 cc/mnt), maka akan terjadi hypertensi dan reflek mendadak bradikardi, pada pasien dengan gangguan jantung (LV) bisa terjadi oedem pulmonum. Faktor yang menunjang intravasasi cairan (tekanan irigasi, osmolaritas cairan yang digunakan, hormon yang diproduksi akibat stresà ADH, renin, aldosteron, luka pada sinus prostat, lama reseksi.

Pada perjalanan operasi setelah operasi berjalan 30-35 menit, irigasi akan lebih pelan sehingga tekanan hydrostatik lebih tinggi dan ditunjang hyponatremi akut sehingga terjadi aliran balik menuju interstitiel, dalam jam pertama biasanya terjadi aliran sekitar 75 cc/mnt, efek ini mengakibatkan terjadinya hypotensi, ditunjang dengan blokade sympatis pada regional anestesi akan memperberat hypotensi.
Kejadian absorbsi larutan hypoosmosis akut akan menyebabkan terjadinya hemolisis pecahnya sel darah merah. Ditambah kejadian hypotensi dan perdarahan akan menjadi faktor penentu GGA.
Hyponatremi bisa terjadi akibat efek hemodilusi dari cairan yang masuk, pada saat terjadi aliran balik maka cairan ini akan membawa juga Natrium, sehingga akan memperberat hyponatremi (Setiap 100 cc cairan yang masuk ke dalam cairan interstitial akan membawa 10-15 ml eq Na).
Gejala yang ditimbulkan biasanya efek dari akut hypoosmoler yaitu edema cerebri dengan kejang, efek hiponatremi, gelisah, mual muntah, penurunan kesadaran, lemah, koma dan kematian. Efek cardiopulmonary hypertensi-bradikardi, dysritmia, distres pernafasan, cyanosis, hypotention, syock dan kematian. Efek pada hematologic hypoosmoler (dilusi air dan ekstravasasi natrium), hemolisis, GGA.Efek lain yang mungkin ditimbulkan adalah tidak terbloknya n obturator sehingga menyebabkan resiko perforasi besar (gerakan tak terkontrol, terutama pada TUR buli), kejadian priapismus. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan tinggi irigasi tidak lebih 60 cm, dengan tekanan 30 mmHg, prostat tidak besar (>45 gr), operasi tidak lebih dari 60 mnt, irigasi tidak lebih dari 30 l, adanya hiponatremi relatif. (Posting by GN)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Aku Menjadi Seorang Dokter Anestesi

MENGAPA AKU MENJADI SEORANG DOKTER ANESTESI (Sebuah Titik Balik Kehidupan) Sekarang walaupun belum dapat kuraih semuanya, tetapi aku mulai bisa tersenyum mengenang akan masa laluku. Kini aku telah menjadi seorang dokter dan telah mendapatkan spesialisasi dalam jenjang pendidikan di bidang anestesiologi alias pendalaman dalam ilmu pembiusan dan penanganan pasien kegawatdaruratan di ruang intensif (ICU). Memang sih, masih banyak yang belum bisa aku raih tetapi setidaknya kini aku dapat tersenyum dengan kehidupanku sekarang. Aku terlahir disebuah desa kecil dengan kultur budaya pendidikan yang   tidak   menunjang, jangankan bermimpi untuk menjadi seorang dokter, untuk sekolah sampai jenjang menengah pertama dan atas saja masih menjadi barang yang langka. Untung aku terlahir mempunyai seorang bapak yang memang berorientasi pada pendidikan, walaupun susah dari sisi ekonomi untuk menjalaninya. Bapakku merupakan seorang pendidik yang berhenti entah mengapa, karena jaman atau politi

PEDOMAN ANESTESI DAN PEDIATRIK

PEDOMAN ANESTESI DAN PEDIATRIK 1.     Pendahuluan Penatalaksanaan anestesi pada kelompok pediatri mempunyai aspek psikologi, anatomi, farmakologi, fisiologi dan patologi yang berbeda dengan orang dewasa. Pemahaman atas perbedaan ini merupakan dasar penatalaksanaan anestesi pediatri yang efektif dan aman. Pendekatan psikologis merupakan faktor penting yang berdampak pada luaran anestesi pediatri. Sesuai perkembangannya, kelompok pediatri dibagi dalam kelompok usia neonatus yang lahir kurang bulan dan cukup bulan, bayi usia diatas 1 bulan sampai usia dibawah 1 tahun, anak usia prasekolah usia diatas 1 tahun sampai usia 5 tahun, anak usia sekolah usia 6 tahun sampai 12 tahun dan usia remaja 13 tahun sampai 18 tahun. Neonatus merupakan kelompok yang mempunyai risiko paling tinggi jika dilakukan pembedahan dan anestesi. Patologi yang memerlukan pembedahan berbeda tergantung kelompok usia, neonatus dan bayi memerlukan pembedahan untuk kelainan bawaan sedangkan remaja memerlukan

INFO KOS DI AJIBARANG

  KOS-KOSAN DI AJIBARANG Ingin mendapatkan tempat kos yang menyenangkan ?, Indi’s Kos menyediakan sebuah tempat hunian kos yang menyenangkan, dengan type kamar : Kamar mandi dalam, AC, lemari, spring bed 140 x 200, sprei, bantal dan guling, sebanyak 2 kamar Kamar mandi luar (dalam rumah 2 buah) : springbed 120 x 200, sprei, bantal guling, sebanyak 5 kamar Kamar : bersih Lokasi :  jalan Pramuka no 30, Ajibarang Kulon, Belakang kecamatan Ajibarang. Strategis : Tenang, dekat keramaian dan makanan, tempat parkir luas Bila memerlukan informasi bisa hubungi : Bapak Warsoon : 085292364268 Ruang santai, ruang bersama Kamar Mandi dalam Kamar Kamar Mandi Luar kamar /dalam rumah Kamar Mandi dalam Kamar Kamar Bukan Ber AC Kamar Ber AC