![]() |
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
(PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RS.....
2014 - 2016
|
||
SEPSIS (ICD 10: ………..)
|
|||
1.
Pengertian
(Definisi)
|
Sepsis
adalah merupakan suatu kondisi sindroma respon inflamasi sistemik (SIRS) yang sudah ditemukan sumber infeksinya.
SIRS (Systemie Inflamatory Respons
Syndrome) adalah suatu bentuk respons inflamasi terhadap infeksi atau non
infeksi.
|
||
2.
Anamnesis
|
1.
Riwayat
predisposis
:
2.
Riwayat
panas
3.
Riwayat
minum alcohol
4. Penilaian Sepsis dengan menggunakan
PIRO score, penilaian :
|
||
5.
PemeriksaanFisik
|
A. Tingkat kesadaran pasien dengan sistem AVPU (Awarness,
Verbal, Pain, unresponse)
B.
Pemeriksaan tanda vital lengkap
C.
Diketemukan ≥ 2 Gejala sebagai berikut :
D.
Diketahui sumber infeksinya
|
||
6.
Kriteria
Diagnosis
|
Sesuai
dengan kriteria amamnesis dan kriteria pemeriksaan fisik.
|
||
7.
DiagnosisKerja
|
SEPSIS
|
ICD
10:
|
|
8.
Diagnosis
Banding
|
Tidak Ada
|
ICD 10:
|
|
9.
PemeriksaanPenunjang
|
1.
EKG
2.
Darah
Lengkap
3.
BGA
4.
Elektrolit
Darah
5.
Ureum,
Creatinin
6.
GDS
7.
Laktat
Serum
8.
Rontgen
Thorax
9.
Kultur
dan
tes sensitifitas darah
10.
Kultur
dan
tes sensitifitas specimen
|
a. ICD 9 CM:
b. ICD 9 CM:
c. ICD 9 CM:
d. ICD 9 CM:
e. ICD 9 CM:
f.
ICD
9 CM:
g. ICD 9 CM:
h. ICD 9 CM:
i.
ICD
9 CM:
j.
ICD
9 CM:
|
|
10.
Terapi
|
A. Jam 0-1 :
a.
Pasang Monitor
b.
Berikan
Oksigen.
c.
Pasang
Infuse RL
d.
Pasang
Kateter Urin
e.
Pasang
NGT
f.
Pasang
CVP
g.
EGDT
(Early
Goal Directed Terapy) EGDT dilakukan segera dalam 6 jam pertama dengan
target :
Bila MAP < 65 atau CVP < 8
mmHg :
h. Antibiotik
i.
Kontrol Sumber infeksii (Source control)
|
1.
ICD
9 CM:
2.
ICD
9 CM:
3.
ICD
9 CM:
4.
ICD
9 CM:
5.
ICD
9 CM:
6.
ICD
9 CM:
7.
ICD
9 CM:
8.
ICD
9 CM:
9.
ICD
9 CM:
|
|
B. Jam 1-6 :
1. Penilaian
hasil resusitasi awal :
a. Apa Kadar lactat < 4
b. Bagaimana tekanan darah,
MAP > 65 mmHg
c. Bagaimana penempatan CVP à evaluasi dengan x foto thorax
d. Nilai CVP
e. Bagaimana SVO2, apa 65 % - 80 % (optimal 75%) bila tidak
tercapai pertimbangkan :
Pemberian cairan lanjut
Transfusi target Ht >
30 %
Obat Vasopressor / inotropic
Oksigenasi
Vasodilator
perifer
f.
Gagal nafas : pasang ventilasi mekanik, kriteria :
|
|
||
2.
Tindakan
|
|
||
C. Jam 6-24 :
1. Penggunaan
Vasopressor lebih baik ? nilai parameter seperti awal
2. Bisakah
pemberian protein C bila bisa mulai
3. Pemberian
Kortikosteroid dipertimbangkan bila vasopressor tidak respon Hidrokortison 50
mg/6 jam
|
|
||
D. Jam 24-72 :
1.
Konfirmasi
sumber infeksi
2.
Assasment
ulang pemberian antibiotik sesusi kultur kuman
3.
Jika
Vasopressor berhenti, pertimbangkan hidrokortison untuk berhenti
4.
Evaluasi
ulang dan bila perlu pasang monitoring invasive atau pasang endotrcheal tube
untuk ventilator
5.
Mulai
terapi nutrisi
|
|
||
E . Obat-obatan yang dipakai :
1.
Bila
MAP < 65 : Resusitasi Awal 20
ml/kg/30 mnt pertama (Kristaloid RL) lanjutkan 20 ml/kg/ bolus II
2.
Cairan
maintenance :
Dewasa : 45 cc/ kgBB/24
Jam
Anak : 4cc x 10 KgBB I +
2 cc x 10 KgBB II + 1cc x 10 KgBB seterusnya
per jam
3.
Injeksi
Ceftriaxon 2 x 1 gr atau Antibiotik sesuai hasil kultur
4.
Bila
Ht ≤ 30 %mg/dL : Transfusi
5.
Bila
MAP < 65 setelah resusitasi awal :
Injeksi Vascon 0,05-0,2
µgr/kgBB/menit Syringe Pump
6.
Bila
MAP setelah pemberian NE
tetap < 65 :
Injeksi Dobutamin 5-20
µgr/kgBB/menit Syringe Pump
7.
Bila
GDS > 150 mg/dl : Insulin titrasi = GDS / 100 unit per jam Syringe Pump
8.
Bila
GDS < 90 mg/dl : Injeksi glukosa 40%
9.
Bila
Ventilasi Mekanik :
a.
Posisi head up
30 derjat
b.
Injeksi
Morphin 1 mg/jam Syringe Pump
c.
Injeksi
Midazolam 1 mg/jam Syringe Pump
d.
Injeksi
Ranitidin 3 x 50 mg
e.
Nebulizer
Fentolin + NaCL 3% per 6 jam
f.
Provilaksis deep vein trombosis (DVT)
|
|
||
F. Bila
Gagal Nafas :
|
|
||
11.
Edukasi
(Hospital Health Promotion)
|
a.
Tanda
Gejala Sepsis
b.
Pencegahan
Infeksi
c.
Aktifitas
harian
|
||
12.
Prognosis
|
|
||
13.
Tingkat
Evidens
|
IV
|
||
14.
Tingkat
Rekomendasi
|
C
|
||
15.
Penelaah Kritis
|
dr.
Igun Winarno, Sp.An.
|
||
16.
IndikatorMedis
|
Pasien
dengan Sepsis dapat pindah ruang rawat inap biasa dalam waktu 5 hari
Target
:
80
% Pasien dengan Sepsis dapat teratasi problematika airway, breathing dan circuation dan bisa pindah ke ruangan rawat inap dalam waktu 5 hari
|
||
17.
Kepustakaan
|
(by Goens "GN")
|

PEDOMAN ANESTESI DAN PEDIATRIK 1. Pendahuluan Penatalaksanaan anestesi pada kelompok pediatri mempunyai aspek psikologi, anatomi, farmakologi, fisiologi dan patologi yang berbeda dengan orang dewasa. Pemahaman atas perbedaan ini merupakan dasar penatalaksanaan anestesi pediatri yang efektif dan aman. Pendekatan psikologis merupakan faktor penting yang berdampak pada luaran anestesi pediatri. Sesuai perkembangannya, kelompok pediatri dibagi dalam kelompok usia neonatus yang lahir kurang bulan dan cukup bulan, bayi usia diatas 1 bulan sampai usia dibawah 1 tahun, anak usia prasekolah usia diatas 1 tahun sampai usia 5 tahun, anak usia sekolah usia 6 tahun sampai 12 tahun dan usia remaja 13 tahun sampai 18 tahun. Neonatus merupakan kelompok yang mempunyai risiko paling tinggi jika dilakukan pembedahan dan anestesi. Patologi yang memerlukan pembedahan berbeda tergantung kelompok usia, neonatus dan bayi memerlukan pembedahan untuk kelainan bawaan sedangkan remaja m...
Komentar