PPK : Persiapan Pre Anestesi

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
2014 - 2016
Persiapan Pre Anestesi
1.      Pengertian (Definisi)
Pemeriksaan dan pemberian obat-obat premedikasi sebelum dilakukan tindakan anestesi
2.      Indikasi
Semua pasien yang dijadwal operasi dengan menggunakan anestesi
3.      Tujuan

  1.  Mempersiapkan penderita seoptimal mungkin, sebelum dilakukan tindakan anestesi.
  2.  Menyiapkan fisik pasien untuk menjalani anestesi dan pembedahan dengan lancar.
  3. Mencegah terjadinya penyulit pada waktu melakukan tindakan anestesi.
  4. Mengurangi dosis obat anestesi pada waktu dilakukan anestesi
  5. Menghilangkan rasa cemas, rasa nyeri pada waktu menghadapi tindakan pembedahan.
  6. Menentukan ASA (resiko) anestesi

4.      Kebijakan

  1. Perlu dilakukan pemeriksaan / konsultasi penderita sebelum tindakan anestesi.
  2. Sebagai pelaksana : dokter spesialis anestesi
  3. Bila diperlukan untuk optimalisasi anestesi dan operasi, jadwal operasi bisa ditunda.

5.      Persiapan
1.            Pasien:
i.       Pasien sesuai daftar operasi
ii.     Ketentuan :
a.    Anamnesis
b.    Pemeriksaan fisik dan METS
c.    Penunjang lab : Darah lengkap, elektrolit, ur, cr, albumin sesuai kasus, CT-BT
d.   X-foto thorax (usia > 35 tahun atau sesuai indikasi)
e.    EKG (Usia > 35 tahun atau sesuai indikasi)
2.            Alat  dan Bahan Habis Pakai:
i.       Stetoscope
ii.      Tensimeter
iii.     Catatan Medik Pasien
3.            Petugas:
i.        Dokter Anestesi
ii.      Perawat Anestesi
iii.     Perawat Ruang
6.      Prosedur Tindakan
1.      Pasien dilaporkan ke dokter anestesi oleh perawat ruang sehari sebelum operasi makasimal jam 21.00, dengan melaporkan : Nama / umur / jenis kelamin / rencana operasi / penunjang lab / rontgen bila ada / EKG dan data lainnya.
2.    Dokter anestesi menerima laporan dan menginstruksikan tindakan/terapi yang diperlukan atau kekurangan yang ada.
3.      Pemeriksaan penderita oleh dokter anestesi dilakukan 1-2 jam sebelum operasi :
·      Pemeriksaan fisik diagnostik dan melakukan penilaian skor METS (Metabolic Equivalent Task)
Aktivitas Fisik
MET
Lemah Intensitas Kegiatan
<3
Sedang tidur
0.9
Menonton televisi
1.0
Menulis, meja kerja, mengetik
1.8
Berjalan, 1,7 mph (2,7 km / jam), tanah yang datar, berjalan-jalan, sangat lambat
2.3
Berjalan, 2,5 mph (4 km / jam)
2.9
Sedang Intensitas Kegiatan
3 - 6
Bersepeda, stasioner, 50 watt, usaha sangat ringan
3.0
Berjalan 3,0 mph (4,8 km / jam)
3.3
Senam, olahraga di rumah, usaha ringan atau sedang, umum
3.5
Berjalan 3,4 mph (5,5 km / jam)
3.6
Bersepeda, <10 mph (16 km / jam), waktu luang, untuk bekerja atau untuk kesenangan
4.0
Bersepeda, stasioner, 100 watt, upaya cahaya
5.5
Kuat Intensitas Kegiatan
> 6
Jogging, umum
7.0
Senam (pushups misalnya, situps, pullups, meloncat-loncat), berat, upaya kuat
8.0
Berjalan jogging, di tempat
8.0
Tali jumping, aktif sepakbola, berenang, tenis single
10.0

Interpretasi :
Nilai < 4 : mempunyai resiko yang besar
Nilai > 5 : mempunyai resiko kecil, tetapi tetap memperhatian penyakit penyerta dan jenis tindakan operasi
·      Pemeriksaan kelengkapan penunjang anestesi dan operasi
·      Persetujuan anestesi dan operasi (informed consent)
4.      Pemberian obat-obat premedikasi sebelum anestesi
5.      Bila semua dalam keadaan baik dan lengkap, pasien dapat dibawa ke IBS /  kamar operasi.
6.      Di ruang penerimaan pasien IBS, dilakukan pengecekan ulang kelengkapan administrasi anestesi dan operasi.
7.      Pemeriksaan ulang di kamar operasi sebelum dilakukan tindakan. (sign in)
8.      Persiapan alat dan obat anestesi, obat-obatan emergency.
7.      Pasca Prosedur Tindakan
1.            Persetujuan tindakan anestesi oleh dokter anestesi dengan status ASA (American Society of Anesthesiologyst)  (resiko) anestesi
ASA 1
:  pasien dengan kesehatan normal (0,06-0,08%)
ASA 2 :
:  pasien dengan penyakit sistemik ringan (diabetes ringan, hipertensi terkontrol, obesitas [0,27-0,4])
ASA 3 :

:  pasien dengan penyakit sistemik berat yang membatasi aktivitas (angina, COPD, infark miokard [1,8-4,3%])
ASA 4 :

:  pasien dengan penyakit yang mengancam kehidupannya (CHF, gagal ginjal [7,8-23%])
ASA 5 :

:  pasien yang tidak diharapkan hidup dalam 24 jam (ruptur aneurisma [9,4-51%]
ASA 6 :

:  pasien dengan mati batang otak yang akan mendonorkan organ
Tambahkan”E” setelah klasifikasi untuk operasi darurat,

2.            Penundaan tindakan anestesi elektif untuk memperbaiki kondisi pasien
3.            Rujukan ke bagian lain
8.      Tingkat Evidens
IV
9.      Tingkat Rekomendasi
C
10.  Penelaah Kritis
Dr. Igun Winarno,  SpAn
11.  Indikator Prosedur Tindakan
80 % pasien dilakukan visitasi dokter anestesi
12.  Kepustakaan
  1. Pedoman Pelayanan Anestesi
  2. Morgan GE, Mikhail MS: Airway Management. Clinical Anesthesiology 4nd ed, Lange Medical Books, New York, 2006.

Komentar

Unknown mengatakan…
Makasih pak igun.....ijin copy...salam sukses sllu dri OK RSUD UMBu RARA MEHA WAINGAPU
Unknown mengatakan…
Makasih pak igun.....ijin copy...salam sukses sllu dri OK RSUD UMBu RARA MEHA WAINGAPU
Unknown mengatakan…
terumakasih pak igun, ijin copas, salam sukses dari rsud cipayung
Igun Winarno mengatakan…
okai...silahkan