Langsung ke konten utama

Anestesi Pediatrik

ANESTESI PEDIATRIK DAN KELAINAN BAWAAN

Pediatrik mempunyai kekhususan dalam penanganan “pediatrik bukan dewasa kecil” kekhususan plika vocalis lebih anterior, FRC rendah, dinding dada elastis, simpanan oksigen dijaringan rendah tidak sebanding dengan luas permukaan tubuh, cardiac output tergantung heart rate, sehingga anak mudah hipoksia dan kadar hemoglobin tinggi sehingga pada deoksigenasi mudah terjadi dehemoglobinasi gampang memberikan gambaran biru/ cyanosis pada kondisi hipoksia.
Pediatrik juga sangat sensitif  terhadap kondisi hipoglikemia, hipotermi, hipoksia dan hipovolemia.

Hernia Diapragmatika       
Masuknya  usus melalui lubang pada diaphragma menuju ke ruang thorakal, 80 % posterolateral. Keadaan ini menyebabkan terjadinya hipoksemia (hipoplasia paru karena terdesak saat di dalam kandungan, atelektasis àkompresi paru dari rongga abdominal, hypertensi pulmonal àterjadi aliran balik melalui foramen ovale, dan ductus arteriosus paten yang belum menutup). Pergeseran mediastinum sampai pendesakan jantung sehingga terjadi gangguan preload/hipotensi sistemik à kingking pembuluh darah dan disritmia.
Klasifikasi hernia diaphragmatika

Class
I
II
III
Time of herniation
Early <16 weeks
>16 weeks
late
Time of presentation
At birth
<8 hr
<24 hr
Pulmonary structure
Severe pulmonary hypoplasia
Unilateral  hypoplasia
Persistent  fetal circulation
normal
pH
<7.00
7.20 - 7.40
>7.40
A-a DO2
>500
<500
<200
Outcome
Very poor
50-60%
100%


Presentasi Klinis memberikan gambaran sianosis, takipneu, dada mengembang dan perut kempis,  suara usus terdengar di dada, suara nafas hilang, pergeseran mediastinum, x foto adanya usus dalam thorax.
Manajemen Preoperatip waspada kemungkinan adanya kelainan lainnya, semi sitting position, ventilasi dan oksigenasi :
o NG-tube dengan ukuran sebesar mungkin (10 Fr), untuk decompressi, Lakukan penghisapan pipa lambung kontinyu
o Berikan oksigen sungkup 100%, nafas spontan
o Jangan lakukan ventilasi positif dengan face-mask, oleh karena akan dapat menyebabkan distensi lambung dan memperberat kompresi paru ipsi maupun kontralateral serta kompresi mediastinum.
o Bila terjadi distress nafas atau sianosis, maka lakukan intubasi sadar (awake intubation) oleh seorang tenaga terlatih, kontrol nafas dengan relaksan dan sedasi
o Usahakan tercapai saturasi oksigen 95-98%
o Lakukan pemeriksaan  AGD ( gas darah arteri),  darah lengkap, elektrolit, gula darah, cross matching
o Status asam basa dan elektrolit
-  Koreksi asidosis metabolik dan respiratorik yang terjadi
-  Na-bikarbonat dapat diberikan secara empirik dengan larutan yang diencerkan menjadi 0.5 mEq/ml, dosis 2-4 mEq/kg dengan infuse < 1 mEq/kg/menit
-  Target yang akan dicapai adalah pH >7.4 dan PaCO2  <30 mmHg
o Akses vena perifer dan sentralis melalui v. jugularis interna atau subclavia.
o Pada awal awal kehidupan bayi ini beri dekstrose 10% atau D5NS 0.225  4 ml/kg/jam
o Hipothermia akan meningkatkan konsumsi oksigen, temperature lingkungan yang tepat adalah 30°C-40°C.
o Kurangi rangsangan simpatis , gunakan opioid (fentanyl)

Monitoring
Sebaiknya dilakukan monitoring kontinyu yang komprehensip dengan non-invasif dan invasive

 Monitoring
Routine
o    Temperature
o    Urine output
o    EKG
o    Precordial sthetoscope (pada kedua hemithorax)
o    Blood pressure
o    SpO2
Specific
o    Right radial arterial line
o    IBP
o    Serial blood gas analysis
o    Serial electrolyte analysis
o    CVC (internal jugular )
o    CVP, volume intravaskular
o    ScvO2
o    Differential oxymetri
o  Pre-ductal   ( right arm, shoulder, right ear)
o  Post-ductal (left arm,  lower limb,)
o    End tidal CO2 (ET-CO2)
Optional
o  Umbilical artery catheter (post-ductal saturation)
o  PAC ( tdk terlalu perlu, berbahaya dapat menyebabkan oklusi , meningkatkan PVR à R-L shunt.

Atresia Esofagus dan Fistula Trakeoesofagus

Atresia esofagus (EA) merupakan anomali kongenital esofagus yang paling sering terjadi, dengan  insiden berkisar 1 diantara 4000 neonatus. Lebih dari 90% individu yang terkena memiliki fistula trakeoesofagus (TEF). 50% dari bayi dengan EA berkorelasi dengan anomali, kebanyakan berkaitan dengan VACTERL (vertebral anomali, annus imperforata, cardiac anomali, trakeoesofagus fistula, radial displasia, renal displasia dan limb defek), bila memiliki 3 atau lebih akan dikatakan sebagai VACTERL.

Pasien akan nampak hipersekresi, sesak, sianosis, batuk dan sesak akan semakian nampak saat diberi makan atau minum (aspirasi), ini terjadi bila diperberat dengan tracheoesophageal fistula. Prinsip penanganan dengan mencegah aspirasi (pasang OGT, tengadahkan kepala, suction intermiten à efek hipersekresi

Pada TEF (tracheoesophageal fistula) akan memberikan permasalahan udara inspirasi akan masuk lambung (hipoksemia à atelektasis dan distensi lambung), kadar tinggi asam lambung à aspirasi akan merusak jaringan paru (aspirasi penumonia),  intake oral/sekresi à aspirasi, sianosis, batuk.

Pengelolaan anestesi idealnya dengan awake intubation dengan cellick manuver à cegah aspirasi dan hati-hati kerusakan lebih parah dari fistule. Inform concernt keluarga sangat penting karena resiko dan kemungkinan perawatan pasca operasi.

Stenosis pylorus

Merupakan penyempitan pada pylorus, dan akan menampakkan tanda sebagai sumbatan GI bagian atas (DD sumbatan GI bagian atas lainnya), tanda khas muntah proyektil, isi muntah sesuai yang dimakan, tidak ada kandungan empedu dan akan disertai hipokloremia, hipokalemi à alkalosis metabolik.

Permasalahan yang timbul biasanya efek dari gangguan metabolik dan elektrolit, kekurangan cairan. Sehingga kondisi stenosis pylorus merupakan kondisi emergency, prinsip tatalaksana adalah suportif (untuk stabilisasi à rehidrasi, koreksi gangguan keseimbangan asam basa, elektrolit, pencegahan aspirasi), tes diagnosis (untuk memonitor dan kemungkinan penyakit lainnya), bedah korektif.


Pada evaluasi preoperatif dilakukan secara lengkap melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, penunjang (lab, x foto thorax abdomen), anestesi dengan resusitasi, pengosongan lambung, premedikasi (SA 0,01-0,02 mg/kg), dengan awake intubation dan cellick manuver à hati-hati trauma pada plika vocalis. Maintenance bisa dengan sevoflurane, halothan, muskle relaxan (atracurarium, vecuronium), O2, N2O (50%).

Komentar

bayu mengatakan…
metu ujian ki..

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Aku Menjadi Seorang Dokter Anestesi

MENGAPA AKU MENJADI SEORANG DOKTER ANESTESI (Sebuah Titik Balik Kehidupan) Sekarang walaupun belum dapat kuraih semuanya, tetapi aku mulai bisa tersenyum mengenang akan masa laluku. Kini aku telah menjadi seorang dokter dan telah mendapatkan spesialisasi dalam jenjang pendidikan di bidang anestesiologi alias pendalaman dalam ilmu pembiusan dan penanganan pasien kegawatdaruratan di ruang intensif (ICU). Memang sih, masih banyak yang belum bisa aku raih tetapi setidaknya kini aku dapat tersenyum dengan kehidupanku sekarang. Aku terlahir disebuah desa kecil dengan kultur budaya pendidikan yang   tidak   menunjang, jangankan bermimpi untuk menjadi seorang dokter, untuk sekolah sampai jenjang menengah pertama dan atas saja masih menjadi barang yang langka. Untung aku terlahir mempunyai seorang bapak yang memang berorientasi pada pendidikan, walaupun susah dari sisi ekonomi untuk menjalaninya. Bapakku merupakan seorang pendidik yang berhenti entah mengapa, karena jaman atau politi

PEDOMAN ANESTESI DAN PEDIATRIK

PEDOMAN ANESTESI DAN PEDIATRIK 1.     Pendahuluan Penatalaksanaan anestesi pada kelompok pediatri mempunyai aspek psikologi, anatomi, farmakologi, fisiologi dan patologi yang berbeda dengan orang dewasa. Pemahaman atas perbedaan ini merupakan dasar penatalaksanaan anestesi pediatri yang efektif dan aman. Pendekatan psikologis merupakan faktor penting yang berdampak pada luaran anestesi pediatri. Sesuai perkembangannya, kelompok pediatri dibagi dalam kelompok usia neonatus yang lahir kurang bulan dan cukup bulan, bayi usia diatas 1 bulan sampai usia dibawah 1 tahun, anak usia prasekolah usia diatas 1 tahun sampai usia 5 tahun, anak usia sekolah usia 6 tahun sampai 12 tahun dan usia remaja 13 tahun sampai 18 tahun. Neonatus merupakan kelompok yang mempunyai risiko paling tinggi jika dilakukan pembedahan dan anestesi. Patologi yang memerlukan pembedahan berbeda tergantung kelompok usia, neonatus dan bayi memerlukan pembedahan untuk kelainan bawaan sedangkan remaja memerlukan

INFO KOS DI AJIBARANG

  KOS-KOSAN DI AJIBARANG Ingin mendapatkan tempat kos yang menyenangkan ?, Indi’s Kos menyediakan sebuah tempat hunian kos yang menyenangkan, dengan type kamar : Kamar mandi dalam, AC, lemari, spring bed 140 x 200, sprei, bantal dan guling, sebanyak 2 kamar Kamar mandi luar (dalam rumah 2 buah) : springbed 120 x 200, sprei, bantal guling, sebanyak 5 kamar Kamar : bersih Lokasi :  jalan Pramuka no 30, Ajibarang Kulon, Belakang kecamatan Ajibarang. Strategis : Tenang, dekat keramaian dan makanan, tempat parkir luas Bila memerlukan informasi bisa hubungi : Bapak Warsoon : 085292364268 Ruang santai, ruang bersama Kamar Mandi dalam Kamar Kamar Mandi Luar kamar /dalam rumah Kamar Mandi dalam Kamar Kamar Bukan Ber AC Kamar Ber AC