Pemilihan Kepala Desa

DEMOKRASI SEJATI DEMOKRASI DENGAN HATI

Belum lama ini di desa ku ada pesta demokrasi, didahului dengan pemilihan bupati dan pemilihan gubernur, apa yang saya rasakan….sepi tanpa ada greget keramaian dan gairah masyarakat yang menandakan sebuah pesta demokrasi. Mungkin menurut opini saya masyarakay telah mengalami kejenuhan dengan itu semua dengan tingkah laku pimpinan elite kita yang tidak pantas untuk di tiru atau menjemukan untuk dilihat.
Para calon kepala desa duduk di panggung pemilihan dengan lambangnya
Barusan pagi ini seharian aku mengikuti pemilihan kepala desa dan merasakan hal yang berbeda, sebuah pesta demokrasi sejati dengan hati. Maksudnya masayarakat memang merasakan dengan hati, gembira, tegang dan suasana pesta rakyat yang meriah. Masyarakat dengan gembira berbondong-bondong datang ke lapangan desa untuk memberikan partisipasinya.

Pesta rakyat ! Tua muda, kakek nenek, ibu anak menyatu dilapangan desa, tidak lupa keramaian diselimuti dengan para penjaja makanan, mainan, para botoh calon dan trik-trik money politic. Mari kita tengok sisi lain dalam pesta rakyat pemilihan Kepala Desa.
Masyarakat ramai mencoblos...termasuk Bu dokter ini

Jari bertinta sebagai bukti telah berpartisipasi

Calon Kepala Desa
Kata pertama yang perlu saya tulis…..jangan ikut mencalonkan diri bila tidak punya uang…!! Miris memang, tetapi inilah realita yang harus dihadapi. Seorang calon biasanya akan menyatakan ikut mencalonkan diri jauh-jauh hari sebelum hari H pemilihan. Konsekuensi yang didapat, setiap hari akan open house menerima tamu sampai waktu pemilihan, menyediakan makanan pasti, disertai dengan rokok, amplop dan juga tenaga serta waktu yang  diluangkan. Semakin lama, uang yang dibutuhkan akan semakin besar.
Partisipasi aktif masyarakat




Kerelaan mengantri walau dilapangan yang becek

Masing-masing calon menarik 
simpati pemilih dengan menyediakan transportasi

Money politc ! sudah menjadi rahasia umum dalam pemilihan kepala desa, istilah yang sering didengungkan dengan “wuwur”….dalam jumlah kadang dibeberapa daerah cukup bombastis dari mulut-kemulut….satu calon kepala desa bisa habis antara 200 juta malah ada yang sampai 1 miliar…..woow !!! berapa gaji yang didapat ? hanya sebatas tanah bengkok desa. Menurut pendapat calon yang didungkapkan adalah masalah rasa dan kehormatan.

Botoh
Botoh merupakan sekumpulan pendukung utama dari seorang calon kepala desa…fanatik ? pasti ! Inilah yang terkadang membuat suasana desa menjadi mencekam dan terasa panas. Rasa permusuhan bisa tercipta sampai pemilihan kepala desa periode berikutnya. Kelompok botoh inilah yang berusaha menggalang dukungan utama.
Para botoh mengawasi para pemilih

Lambang Pemilihan
Inilah yang unik, pemilihan kepala desa dengan menggunakan lambang makanan yang ada didaerah tersebut, seumpamanya : Kacang, jagung, ketela, kelapa, padi. Keadaan ini didasari kepada realita masyarakat desa pada waktu itu yang masih banyak buta huruf, sekarang ? dengan semakin menurunnya angka buta huruf tetapi masih digunakan untuk melambangkan calon kepala desa.
Bilik suara pencoblosan

Ndaru
Mitos dalam pemilihan kepala desa, ini merupakan sebuah gambaran semacam bintang dari langit dengan sinar putih. Terlihat menurut tutur dari mulut ke mulut pada malam pemilihan, dia akan jatuh pada rumah calon kepala desa yang akan jadi…… yah inilah mitos dalam pemilihan kepala desa.

Perjudian
Merupakan bumbu perusak utama dalam pemilihan kepala desa, mereka sering merusak suara dengan operasi disaat pagi atau yang sering disebut dengan istilah serangan fajar. Untuk mencegah ini biasanya para botoh calon kepala desa akan menjaga kelompok desa (grumbul) masing – masing dari malam pemilihan sampai pagi hari. Tetapi perjudian sekarang cenderung telah berubah, bukan menentukan siapa pemenangnya tetapi menentukan pemenangnya akan mendapatkan jumlah suara genap atau ganjil….wualah dasar penjudi, apa saja jadi.

Nah..begitu selesai dan ditentukan pemenangnya dengan jumlah suara yang didapat….para calon tinggal menghitung, seberapa banyak uang yang telah dikeluarkan… tetapi yang pasti seberapapun uang yang telah dikeluarkan tetap pengabdian para kepala desa sangat penting untuk memajukan desanya masing-masing.
(posting by GN)


Komentar