BAPAKKU SEORANG BAPAK

BAPAKKU SEORANG BAPAK

Aku masih bisa merasakan hembusan nafas terakhirmu Bapak, kala itu di malam jam 00.00 di tanggal hari pernikahanku kami melepas kepergianmu dalam bacaan sahadat dan shalawat. Tidak terasa air mata menetes di sudut mataku megalir pelan dan sulit untuk dihentikan. Bapakku telah selesai untuk membimbing kami dan kini aku doakan semoga engkau dapat mempertanggungjawabkan apa yang telah diberikan dengan ikhlas kepada kami dihadapan Tuhan.

Bapak seorang pejuang, pejuang untuk keluarga dan orang sekitar yang merasakannya. Beliau lahir dan besar dalam kultur yang kental dalam hidup dengan keprihatinan  dan beliau akhirnya menjadi seorang pendidik di sekolah dasar, karena sebuah pilihan politik akhirnya beliau mengabdikan diri menjadi seorang petani dan pedagang untuk memperjuangkan anak-anaknya. Kehidupanpun dimulai dengan keras.

Aku masih teringat kisah yang beliau ceritakan dan aku dengar dari tetangga, Bapak menjadi seorang penjual beras keliling dengan menggunakan sepeda onthel. Perjalanan panjang beliau setiap hari dilalui dari kabupaten Cilacap menuju kerumah, tanjakan dan turunan tajam dilalui dengan mendorong sekarung beras dalam sepeda onrthelnya, peluh keringat selalu membasahi dan pancaran sinar matahari membuat gosong kulit Bapak.

Inilah sepenggal kisah perjuangan Bapak, muungkin prinsip untuk menjadi sukses telah mengendap dalam pada diri beliau. Sepenggal kisah janganlah menjadi pecundang, pemenang tidak akan menyerah dan pecundang tidak akan menang. Kisah perjuanganpun terus dilalui untuk menjadi seorang pemenang. Tidak masalah seberapa sering aku terjatuh, tetapi seberapa hebat aku untuk bisa bangun dan jalan ataupun berlari kembali, mungkin itu yang ada dalam benak pikiran beliau saat itu.

Kejujuran dan Totalitas
Bapakku memang seorang bapak. Jiwanya dengan teladan kejujuran, semangat kerja keras, tidak peduli omongan orang akan apa yang beliau perbuat, yang penting benar. Inilah yang beliau curahkan untuk anaknya. Tidak pernah ada larangan tehadap apa yang kami kerjakan selama kami dapat mempertanggungjwabkan dan murka beliau manakala kami terlihat santai tanpa mempunyai rencana apa yang akan kami lakukan. Satu hal yang telah terpatri dalam diriku sesuai  pesan beliau “Kamu dalam hidup itu harus mengetahui tentang segala dan mengetahui segala tentang sesuatu”. Jadi dalam hidup ini jangan bertindak setengah-setengah, sebisa mungkin kita pernah mencoba sesuatu hal dalam kehidupan, tetapi manakala kita telah menekuni sesuatu hal dalamilah sampai sekecil-kecilnya.
Banyak orang yang tidak mempunyai keyakinan bahwa faktor terpenting untuk meraih sukses adalah sikap kita, bagaimana kita memandang segala sesuatu dengan pandangan positif sehingga akan timbul keberanian, kekuatan dan kebulatan tekad untuk meraih sukses. Jadi untuk meraih sukses bukan hanya pada keberuntungan semata atau masalah teknis. Bila sikap kita telah terbentuk maka sesuatu itu harus diraih dengan totalitas, jika kita hanya setengah hati maka rawan untuk dapat meraih keberhasilan. Nah disinilah kegagalan yang terjadi akibat sesuatu dikerjakan dengan asal-asalan, tanpa keterampilan yang memadai, dan tidak fokus. Hakekat totalitas itu sendiri bahwa kita harus bekerja dengan hati, artinya menyenangi apa yang kita kerjakan, menggunakan pikiran, artinya fokus pada apa yang kita kerjakan dan tindakan bahwa kerja kita harus diringi dengan kemampuan yang mumpuni, terampil dan penuh tanggung jawab.
Mungkin ini sepenggal masa lalu yang dapat kami petik dari Bapak, dengan beban yang berat tetapi segala totalitas dilakukan untuk menggapai apa yang menjadi mimpi.

Kepercayaan
Kepercayaan adalah satu hal pendidikan yang ditekankan beliau. Masih terbayang dalam benakku semasa SMP, kami sering disuruh untuk ikut beliau di pabrik penyulingan daun cengkeh kami, salah satu yang sering didelegasikan ke anak-anaknya adalah melakukan transaksi pembelian daun cengkeh kering dari masyarakat. Kami dibekali uang recehan untuk membeli daun cengkeh, satu hal yang kami dapat petik, ayah tidak akan pernah menanyakan sisa uang yang ada tetapi kami cukup melaporkan berapa daun cengkeh yang didapat. Memang dari sisi bisnis ini salah tetapi yang dapat kami petik adalah kami bangga bahwa ayah percaya pada kami dan kami malu untuk tidak jujur.

Kepercayaan merupakan sesuatu yang fundamental, Fukuyama menyatakan bahwa kepercayaan merupakan harapan yang muncul dalam sebuah komunitas yang berperilaku normal, jujur, dan kooperatif berdasarkan norma-norma yang dimiliki bersama demi kepentingan anggota dalam komunitas tersebut. Jadi kepercayaan merupakan sesuatu hal yang positif dalam komunitas untuk memberikan outcome yang positif juga dalam komunitas tersebut.

Ketegasan dan lemah lembut
Ketegasan juga kami dapatkan dari sosok Bapakku, teringat dimalam itu dimalam Jumat, ada sebuah pentas dangdut di kampungku. Orang ramai berbondong-bondong menuju ke lapangan untuk menonton. Bapakku berkata “Kalau kamu seorang siswa, aku tidak akan menonton dan aku Bapakmu melarangmu menonton, karena ini malam Jumat” Aku terbengong dan menangis dipojok kamar kecilku yang dingin, mengapa orang lain tidak seperti ini, tetapi lama aku menangis dan merenung aku menemukan jawabannya bahwa memang benar aku seorang siswa yang tidak pantas keluyuran bukan malam dihari libur dan Bapakku benar melarang diriku karena dia Bapakku yang sayang akan masa depanku.

Disisi yang lain Bapak mempunyai kelembutan yang dalam, sering kami diberi cerita dongeng-dongen yang indah dan seru, juga kadang kami diberi nyanyian menjelang tidur kami. Memang beliau mempunyai suara yang merdu yang akan cepat membuat kami pulas tertidur. Kamipun tidak pernah meilhat kemarahan Bapak kalau kami telah bekerja dengan baik, mempunyai rencana harian yang baik, ohhhhh Bapak aku merindukanmu.

Nasionalis
Masih teringat jelas dalam otakku saat aku mengetahui pengumuman UMPTN bahwa aku di terima di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Aku segera pulang dari Purwokerto dan aku sampaikan hasil pengumuman tersebut, dirumah hanya aku temui Mamakku dan kucari Bapak. Ternyata beliau sedang membuat sebuah burung Garuda yang Megah untuk karnaval 17 Agustus. Aku tahu kalau Bapakku turun tangan untuk membuat berbagai macam karnaval menyambut HUT RI pasti kami mendapat juara satu, memang beliau mempunyai keahlian dibidang itu, apalagi ditunjang dengan hati untuk memperingati HUT RI. Aku temui Bapak dan aku sampaikan hasil pengumuman tersebut, aku lihat wajah bahagia Bapak walau tampak datar dan beliau tetap meneruskan pekerjaannya. Inilah salah satu perilaku nasionalis Bapak. Kamipun hampir semuanya pernah mengalami dimarahi bapak, hal ini dikarenakan kami tidak mengikuti upacara kemerdekaan di tanggal 17 Agustus, maafkan kami Bapak.

Setelah dirumah baru bapak bercerita bersama mamake dan kakak-kakakku tentang hasil UMPTN ku. Nak Aku bangga kepadamu dan Bapak akan menunjang semuanya walau sampai harus mengikutimu ke Semarang akan Bapak lakukan. Memang betul untuk menunjang diriku untuk menjadi seorang dokter, pernah Bapak lakukan kerja harian di Jakarta, berjualan buah di pinggir jalan pertokoan, jualan sate ayam, jualan keripik pisang dan berbagai hal agar aku bisa menjadi dokter, tetapi ini semua juga tidak terlepas dari kakak-kakakku, terima kasih semuanya ohhhh Bapakku pasti sekarang engkau sedang tersenyum kalau engkau baca tulisan ini.

Inilah sebuah profile Bapakku seorang Bapak, dengan karakter yang keras dan juga lembut, pekerja keras tidak mengenal putus asa, percaya kepada orang akan apa yang telah didelegasikan, Nasionalis dalam ujud nyata bukan tanpa kata dan dusta dan totalitas dalam upaya menggapai asa.

Kembali kuteringat syair yang kutulis di 40 hari wafatnya Bapak. Termenung……dalam duduk tafakurku, empat puluh hari telah berlalu, waktu yang sangat pendek untuk mengenangmu. Bapak…… saat nafas terakhirmu, Ku masih bisa rasakan, halus hembusanmu, kau lepas bersama senyummu, Kau lepas dengan lafal Allah bersama anak istrimu, kau lepas dengan lafal tahmid bersama anak isterimu, Kau lepas bersama suratul Yassin bersama anak isterimu, kau kembali dengan keikhlasan kami. Bapak….. Dalam rentang waktu yang lalu, teringat jelas dalam ingatan kami, Senyummu, perkataanmu, nasehatmu, bimbinganmu, cintamu dan kasih sayangmu….. Masih jelas dalam ingatan kami. Perjuangan yang telah engkau lalui, Kadang kami menangis….Bangga!!! Dengan tarikan nafasmu, peluhmu dan doamu, semua kau berikan untuk kesusksesan kami. Bapak….. tetesan air mata kami, bukan kami tak ikhlas, Bukan…..kami tak rela engkau pergi, Tapi kami bangga akan sosokmu. Memang semua telah berlalu, semoga kami dapat menggapai apa yang menjadi cita dan anganmu. Tuhan….. Syukur…Engkau karuniai kami sosok  bapak yang selalu berjuang, membimbing dan melindungi kami. Wahai Tuhanku sesungguhnya dia dalam genggamanMu, jagalah dia dari fitnah kubur dan siksa neraka, terimalah islam dan imannya, limpahkanlah pahala atas amal ibadahnya, ampunilah dan sesungguhnya Engkau maha pengampun lagi maha penyayang.


Sebagai renungan sesuai dengan QS. Al Baqarah ayat 197 …….Bawalah bekal, tetapi sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku, hai oarang yang menggunakan pikiran. (posting by GN)

Komentar