Syairku : Makna sebuah Hari


Makna Sebuah Hari

Hari ini mungkin ada yang merasakan kebahagian karena telah diberikan kesempatan untuk berinteraksi menikmati keindahan dunia, memberikan kesempatan untuk berbuat baik kepada sesama. Seberkas bayangan masa lalu, samar terlihat dihati, dalam sepi aku menyendiri dipojok sepi kembali menerawang masa lalu, tak terasa sebutir air menetes mengalir pelan dalam pipiku, melankolis inilah perasaan yang dirasakan. Memang di tanggal 25 Juli saat Rabu kliwon, saat pertama aku rasakan perjuangan untuk bisa menangis dan bertahan hidup.

            Mesti bagaimanakah aku menjalaninya ? mengalir tanpa tujuan….. sampai pada suatu titik aku mesti berbuat. Apasih yang membedakan ketika kita dilahirkan dan ketika kita menerima berita kematian. Mestinya kita merasakan kebahagiaan yang sama akan dua keadaan ini. Kitalah penentu nasib kita, dengan mewujudkan mimpi-mimpi kita bukan hanya sekedar hanya bisa bermimpi yang selalu terbang tanpa kita berusaha untuk mewujudkannya, tapi juga janganlah jadi orang yang takut untuk bermimpi, karena mimpi adalah awal kita untuk menjadi lebih besar.

Pagi ini aku mendapatkan telepon dari kedua anakku, ayah aku sayang sama ayah dan aku mendoakan semua hal yang baik untuk ayah, kembali akau merenung, anakku pelita hatiku …ayahpun sayang kalian….aku kepengen terus hidup melihat kebahagiaan kalian. Kembali ku duduk di dermaga dalam sendiri  menerawang laut yang jauh selalu beriak, bergerak dan awan yang tak berbatas seperti ketenangan yang menyimpan impian. Kutersenyum kala melihat burung camar menari riang diangkasa. Aku selalu ingin kebahagiaan.
(posting by GN)

Komentar