AKTUALISASI DIRI : SAYA ADALAH
SEORANG PEMIMPIN
( I AM A LEADER )
MANUSIA SEBAGAI
PRIBADI
Hidup adalah sebuah takdir yang harus dijalani, dalam
kesendirian aku berkata akulah yang menentukan kehidupanku, karena Tuhan telah
menjanjikan akan selalu bersama dengan orang-orang yang bekerja keras. Walau dalam sendiriku telah menjadikanku jiwa
yang kuat bagai sebongkah karang yang tahan diterjang ombak. Tetapi dalam
sendiriku kadang kutemukan ketenangan jiwa yang sepi, semu karena Tuhanpun
telah menakdirkan kita sebagai umatnya untuk saling berpasangan. Kesendirian
dan kesepianku kadang dihinggapi dalam
benak prasangka ketiadaan kepedulian orang terhadapku, ketiadaan orang yang
memperhatikanku, dan perasaan tiada berharganya diri ini, tiada berharganya
jiwa ini dan tertutuplah senyum dalam pudar wajah seorang anak manusia.
Inilah
takdir manusia yang harus dijalani sebagai makhluk individu dan juga makhluk
sosial, dimana manusia akan membutuhkan tempat untuk aktualisasi dirinya.
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad,
Thabrani). Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang
harus dimiliki oleh setiap orang, jadi kita harus bisa memberikan manfaat bagi
orang lain bukan mencari manfaat dari orang, inilah salah satu konsep untuk
menjadi seorang pemimpin sejati yang penuh cinta, yaitu memberi. Seperti dikatakan
dalam prinsip kepemimpinan menurut Berny Gomulya (The Leader in You) bahwa leadership
is NOT about what you GET, It is about what you GIVE.
Sebagai
makhluk sosial manusia ditakdirkan selalu berinteraksi dengan sesama untuk
menjalankan perannya, mengkomunikasikan pemikiran dan perasaannya. Sosialisasi
ini akan berkaitan dengan kepribadian manusia yang terbentuk oleh dirinya sendiri melalui
latihan, keluarga, nilai dan norma masyarakat. Interaksi sosial ini bersifat
dinamis menyangkut hubungan timbal balik antar individu ataupun antar kelompok.
Bentuk interaksi sosial ini bisa dalam bentuk akomodasi, sarana dan prasarana,
kerja sama, pertemanan, persaingan, dan pertikaian. Oleh karena itu menjadi
diri sendirilah (Be Your self) dalam
interaksi sosial ini sesuai dengan jatidiri pribadi maka kita akan bisa
menggapai kebahagiaan. Ini seperti diungkapkan oleh Haryanto Kandani (Make Things Happen) bahwa berhentilah
menginginkan untuk menjadi seperti orang lain. Setiap orang mempunyai
masalahnya masing-masing, bahkan memiliki tugas dan peran yang berbeda beda dan
untuk menjadi diri yang sukses. Marilah, bukan kita untuk mengungguli sesama,
melainkan mengungguli diri sendiri, memecahkan rekor sendiri, mengungguli hari
kemarin dengan hari ini, bekerja dengan semangat seolah olah akan hidup
selamanya dan beribadah seolah olah akan mati esok. “Barang siapa yang keadaan
amalnya hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia terlaknat. Barang siapa
yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan
barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang
yang beruntung.” (HR. Bukhari)
Komentar